Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Kasus DBD di Trenggalek Meningkat 600 Persen, Usia 15-44 Tahun Paling Rentan

Penulis: Sofyan Arif Chandra
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNMATARAMAN.COM, TRENGGALEK - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Trenggalek mengalami peningkatan lebih dari 600 persen.

Di tahun 2023 terdapat 129 kasus DBD, sedangkan di tahun 2024, tepatnya per 7 Oktober 2024 tercatat 817 kasus DBD terjadi di Bumi Menak Sopal.

Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, Sunarto mengatakan tahun 2024 ini merupakan siklus 5 tahunan DBD yang selalu mengalami ledakan kasus.

 "Sebanyam 47 persen kasus menyerang pasien pada usia 15-44 tahun, lalu 30,5 persen pada usia 5-14 tahun, 17,4 persen pada umur > 44 tahun. Sisanya diluar umur tadi. Hingga sampai saat ini tidak ada pasien yang meninggal dunia," kata Sunarto, Sabtu (12/10/2024).

Salah satu kunci keberhasilan perawatan pasien DBD adalah segera membawa ke fasilitas kesehatan terdekat ketika muncul gejala DBD, yakni saat suhu tubuh naik turun dalam kurun waktu satu Minggu pertama.

"Mual, kadang muntah disertai perdarahan di kulit, dan juga bisa pada hidung, seperti mimisan pada gusi dan selaput lendir lainnya," lanjutnya.

Pemkab Trenggalek bersama telah melakukan berbagai upaya pengendalian DBD mulai dari kampanye PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan kegiatan 3M Plus yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur ditambah dengan abatisasi, penaburan ikan serta anjuran memakai olesan anti nyamuk.  

"Kita edarkan surat edaran tentang kewaspadaan DBD lalu mengaktifkan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) serta advokasi lintas sektoral untuk mendukung kewaspadaan DBD," jelas Sunarto.

Dinkes Dalduk juga menyiapkan pemenuhan obat dan perbekalan kesehatan untuk perawatan pasien DBD serta menyiapkan fasilitas kesehatan baik faskes primer maupun rujukan untuk perawatan DBD.

"Kemenkes sebenarnya telah melaksanakan ujicoba terhadap teknologi Wolbachia yang merupakan bakteri simbiotik pada nyamuk Aedes aegypti. Namun sampai dengan saat sekarang program ini belum menjadi program rutin di daerah termasuk di Kabupaten Trenggalek," pungkasnya.

(Sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

Editor: eben haezer