Merespon hal tersebut, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian sekaligus sebagai sekretaris TPID Kota Kediri, Tetuko Erwin Sukarno mengatakan adanya kenaikan IPH pada beberapa komoditas tersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap Kota Kediri sebagai kota IHK.
"Berdasarkan paparan Deputi Bidang Statistik BPS pada rapat koordinasi pengendalian inflasi yang diadakan oleh Kementerian Dalam Negeri hari Senin kemarin, bahwa pada M3 September 2024 kenaikan IPH di Pulau Jawa hanya terjadi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Hal ini tidak berpengaruh terhadap Kota Kediri karena di kab/kota sekitar tidak terjadi kenaikan IPH,” jelasnya.
Bahkan dikatakan Erwin inflasi Kota Kediri selama 4 bulan berturut-turut (Mei, Juni, Juli dan Agustus) mengalami inflasi minus atau yang lebih sering disebut deflasi.
Faktor yang paling mempengaruhi adalah karena beberapa komoditas pangan utamanya Bawang Merah menunjukkan trend penurunan harga pada 4 bulan terakhir.
Erwin menambahkan, untuk menjaga inflasi bulan ini tetap terkendali Pemerintah Kota Kediri telah menyiapkan beberapa Langkah intervensi. Yakni melaksanakan kegiatan pencatatan harga komoditas pangan di beberapa pasar di Kota Kediri untuk melihat tren harga dari masing-masing komoditas pangan.
Selain itu pada bulan ini juga dilaksanakan Gerakan Pangan Murah sebagai salah satu cara untuk menjaga keterjangkauan harga utamanya pada komoditas yang menunjukkan trend kenaikan harga.
“Dengan pelaksanaan pencatatan harga komoditas di beberapa pasar di Kota Kediri ini diharapkan bisa menjadi early warning system untuk kemudian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri dapat mengambil kebijakan yang tepat,” papar Erwin.
(Luthfi Husnika/TribunMataraman.com)
editor: eben haezer