Eberl mengatakan, laga melawan Heidenheim menjadi ujian karakter setelah kekalahan dari Dortmund.
Hasilnya tak sesuai harapan. Munchen sempat unggul 2-0 di babak pertama, namun di babak kedua tiga gol bersarang ke gawang.
"Saya sudah mengatakan setelah pertandingan melawan Dortmund bahwa kami akan menjalani ujian karakter di Heidenheim. Kami melewatinya di babak pertama dan gagal di babak kedua," kata dia, dikutip dari Sky Sport Jerman.
Pria berusia 50 tahun itu mengaku tak bisa memikirkan banyak hal yang bisa memberinya harapan saat melihat pertandingan berikutnya melawan Arsenal.
"Saat ini saya tidak bisa memikirkan banyak hal. Kita dapat berkata: 'Oke, para pemain cedera akan kembali', namun hal tersebut selalu terjadi di Bayern dalam beberapa bulan terakhir."
"Sekarang kami memiliki pertandingan Liga Champions melawan Arsenal. Semua hormat kepada Heidenheim, tapi mereka sedikit lebih baik dari Heidenheim dalam hal sepak bola. Dalam hal sikap, mereka memiliki level yang sama dengan Heidenheim. Ada banyak hal yang akan terjadi," katanya
Bayern memiliki rekor yang cukup baik saat melawan Arsenal, mereka telah memenangkan tujuh pertemuan melawan The Gunners, sementara Arsenal hanya menang tiga kali, dan ada dua pertandingan yang berakhir seri.
Tapi arsenal saat ini dalam performa yang mengesankan.
Dari 11 laga yang dimainkan Arsenal pada tahun ini, tim Mikel Arteta selalu meraih poin.
Inilah yang seakan membuat Bayern Munchen seakan pasrah dan seakan lemas dulu menatap laga itu.
"Kami belum benar-benar menjadi stabil. Tidak akan semudah mengatakan: 'Oke, ini Liga Champions, Arsenal'," kata dia.
"Kita harus memastikan bahwa kita mewakili lambang Bavaria dengan cara yang lebih bermartabat dalam waktu yang relatif cepat," ujar Max Eberl.
Hal itu juga tak dibantah pemain senior Die Roten, Thomas Muller.
Meski begitu, ia bakal mengerahkan segenap kekuatannya demi martabat Bayern Munchen.
"Jelas bagi semua orang yang terlibat bahwa kami tidak berada dalam fase terbaik dalam sejarah klub," kata Thomas Müller.