TRIBUNMATARAMAN.COM, TULUNGAGUNG - Puluhan warga yang tanahnya terdampak Proyek Jalan Tol Kediri-Tulungagung di Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Tulungagung menolak nilai ganti rugi yang ditawarkan.
Mereka membentangkan spanduk penolakan ini di area persawahan yang menghadap jalan Soekarno-Hatta Tulungagung, Minggu (29/10/2023) siang.
Aksi warga ini terhadap Proyek Jalan Tol itu sempat mengundang perhatian para pengendara yang kebetulan melintas di jalan utama Tulungagung-Trenggalek ini.
“Kami warga Kelurahan Panggungrejo-Tulungagung menolak penetapan uang ganti rugi Tol Kediri-Tulungagung yang sepihak menindas rakyat,” demikian tulisan yang mereka bentangkan.
Baca juga: Imbauan PCNU Trenggalek Jelang Pemilu 2024 : Prioritaskan Kader NU
Sebelumnya ada 180 bidang tanah di Kelurahan Panggungrejo yang terdampak Tol Kediri-Tulungagung.
Dari jumlah itu, 16 orang sudah terlanjur tanda tangan setuju dengan harga yang ditetapkan tim appraisal.
Salah satu warga yang ikut memasang spanduk ini, Devi Susilowati, mengaku harga ganti rugi yang ditetapkan sangat menindas pemilih lahan.
“Tidak ada negosiasi, tidak ada pemberitahuan harga, tidak ada kesepakatan, tiba-tiba langsung dikasih harga ganti rugi,” ujar Devi.
Pihak appraisal menetapkan harga Rp 2,3 juta per meter persegi untuk tanah yang menghadap Jalan Soekarno-Hatta, atau Rp 32,2 juta per ru.
Sedangkan semakin ke belakang semakin murah, ada yang dihargai Rp 420.000 per meter persegi.
Harga itu masih di bawah harga pasaran lahan mereka yang berupa kawasan persawahan produktif.
“Janjinya dulu waktu sosialisasi dilipatgandakan. Tapi nyatanya malah di bawah pasaran,” keluh Devi.
Menurutnya, saat ini harga pembukaan lahan sawah di Kelurahan Panggungrejo, di sekitar SPBU dan GOR Lembupeteng Rp 100 juta per ru.
Bahkan banyak pemilik tanah yang membuka harga di atas angka itu.
Protes warga lainnya adalah, tanah mereka hanya dipakai di bagian depan dan belakang.