TRIBUNMATARAMAN.COM - Wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Trenggalek terus meluas.
Dari 14 kecamatan di Bumi Menak Sopal, hanya ada dua kecamatan yang tidak terdampak kekeringan, yakni kecamatan Pogalan dan Kecamatan Durenan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Stefanus Triadi mengatakan saat ini sudah ada 35 desa yang mengalami kekeringan
"Sebanyak 15.469 jiwa membutuhkan bantuan air bersih, baik untuk konsumsi air minum, masak, maupun mandi," ucap Triadi saat ditemui di sela-sela penyaluan air bersih di Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Jumat (27/10/2023)
Untuk menanggulangi hal tersebut, BPBD bekerjasama dengan stakeholder secara pentahelix mengirimkan air bersih secara bergiliran ke wilayah-wilayah kekeringan.
Kerjasama ini diperlukan mengingat personel BPBD yang terbatas sedangkan wilayah yang terdampak kekeringan begitu luas dan dari titik satu ke titik lainnya membutuhkan waktu tempuh berjam-jam.
"Paling lambat dua hari kita kirim air bersih agar segera bisa dinikmati masyarakat," jelas Triadi.
Hingga saat ini sudah 725 tangki air bersih disalurkan oleh BPBD Trenggalek. Dari jumlah tersebut bantuan paling banyak datang dari BPBD Jawa Timur sebanyak 487 tangki.
Sementara itu, seorang warga Dusun Manggis, Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Iman Mursyid mengatakan sejak sebulan yang lalu masyarakat di lingkungannya kesulitan mendapatkan air bersih.
Air di masing-masing sumur warga sudah mulai mengering dan harus berhemat untuk menggunakannya.
"Kalau mandi dan mencuci baju banyak yang pilih mengungsi ke sumur di sawah, soalnya air di sumurnya sendiri sudah sulit, sedangkan di sawah masih cukup," jelasnya.
Imam menyebutkan daerahnya memang menjadi langganan kekeringan seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun ini lebih dari 5 RT kekeringan, untung ada bantuan air bersih dari BPBD Trenggalek, sehingga sangat membantu," pungkasnya.
(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer