TRIBUNMATARAMAN.COM - Petra Christian University (PCU) Surabaya telah memberikan bantuan berupa mesin chopper (pencacah pakan) yang menggunakan tenaga surya kepada peternak sapi dan kambing di Dusun Turi, Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.
Mesin ini merupakan hasil kolaborasi dari lima dosen PCU dari Faculty of Industrial Technology, yang melakukan pengabdian masyarakat di Dusun Turi. Kelima dosen tersebut adalah Hariyo Priambudi Setyo Pratomo, ST, M.Phil (Mechanical Engineering Department), Prof Ir Hanny Hosiana Tumbelaka, M.Sc, PhD (Electrical Engineering), Ir Joni Dewanto, MT, (Mechanical Engineering Department), Dr Ing Indar Sugiarto, ST, M.Sc (Electrical Engineering), dan Iwan Halim Sahputra, ST, M.Sc, PhD (Industrial Engineering Department).
Dusun Turi dipilih sebagai lokasi penerima bantuan karena merupakan salah satu sentra penghasil susu terbesar ketiga di Jawa Timur.
Kebutuhan pakan cacah menjadi kebutuhan dasar untuk menjaga kualitas ternak dan produksinya.
Baca juga: Bupati Trenggalek Minta Pedagang Pasar Pon untuk Mengembalikan Kios yang Tak Dipakai
Selama ini warga masih menghadapi kendala suplai listrik yang besar.
“Karena itu kami berikan mesin chopper bertenaga surya, sesuai kebutuhan para peternak,” ujar Hariyo Priambudi Setyo Pratomo, perwakilan tim dosen ini saat diwawancarai.
Tim dosen ini mendapatkan hibah dari Australian Government melalui Australia Awards in Indonesia berupa dana sebanyak Rp 100 juta.
Mesin ini mampu bekerja rata-rata 4 jam per hari, dengan kapasitas cacahan 200 kilogram per jam.
Hasil cacahan pakan yang sudah halus ini bisa diberikan langsung ke ternak, atau disimpan dengan dicampur prebiotik sehingga bisa dipakai di musim kemarau, saat kesulitan pakan.
“Dengan demikian peternak tetap punya stok pakan selama musim panas. Mereka juga tidak tergantung pada listrik PLN,” sambung Hariyo.
Mesin langsung bisa menggunakan energi matahari, atau energi matahari dipakai untuk isi daya (charge) baterai secara otomatis.
Konstruksi mesin dibuat sederhana dan kuat sehingga memudahkan para peternak melakukan perawatan.
Motor listrik sebagai penggerak chopper dilengkapi pengatur kecepatan putaran untuk membatasi lonjakan arus di awal pengoperasian.
Selain itu ada motor pengatur kecepatan motor juga bisa diatur frekuensinya.
Dalam praktiknya, peternak tinggal menyalakan mesin tanpa setting kecepatan putaran motor.
Untuk membuat mesin chopper bertenaga surya ini dikerjakan selama 8 bulan, mulai November 2022 hingga Juli 2023.
“Untuk mengatasi lonjakan arus di awal pengoperasian dan modifikasi motor listrik dikerjakan di Laboratorium manufaktur Mechanical Engineering Department dengan melibatkan beberapa tenaga kependidikan PCU,” papar Haryo.
Mesin chopper ini sempat menghadapi masalah lilitan pakan pada poros pemotong saat pencacahan.
Namun masalah ini diatasi dengan memasang hub antara pisau pemotong dengan bantalan.
Mesin mempunyai kapasitas maksimal daya penggerak 2,027 PS (daya kuda) 3 phase, 2850 rpm (putaran per menit) berbasis IoT (Internet of Things).
“Energi listrik yang dihasilkan panel surya, atau energi yang digunakan mesin chopper bisa dipantau dari jauh menggunakan aplikasi mobile lewat Ponsel atau komputer,” ungkap Haryo.
Indar, anggota tim lainnya menimpali, ke depan penting untuk mengaplikasikan IoT dengan Artificial Intelligent (AI) atau kecerdasan buatan.
Paduan teknologi ini akan menghasilkan predictive maintenance yang penting untuk menghindari kerusakan mesin dalam jangka panjang.
Nantinya tim dosen PCU tetap bisa membantu dengan menganalisa kapan mesin harus diperbaiki.
Seno, perwakilan peternak mengaku bahagia menerima mesin chopper ini.
Mesin ini penting untuk menghaluskan rumput yang keras sehingga lebih mudah dicerna ternak.
“Kebanyakan di sini rumputnya keras, sehingga chopper ini sangat membantu. Pakan jadi lebih mudah dicerna hewan ternak,” katanya. (David Yohanes)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(TribunMataraman.com)