TRIBUNMATARAMAN.COM - Pemkab Kediri berkomitmen menurunkan angka stunting hingga angka nol.
Dari tahun 2022 ke 2023, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menarget angka stunting di Kabupaten Kediri bisa menyentuh satu digit.
Di mana sebelumnya pada bulan timbang tahun 2022, angka stunting di Kabupaten Kediri masih berada di 10,3 persen.
Baca juga: Kabupaten Kediri Sukses Turunkan Angka Stunting Jadi Satu Digit, Program Kolega Digencarkan
Tekad kuat dari pemerintah setempat beserta seluruh stakeholder dan masyarakat membuahkan hasil. Diketahui pada Februari 2023 ini, angka stunting Kabupaten Kediri menurun jadi 9,78 persen.
Untuk menunjang penurunan angka stunting tersebut, Bupati Kediri merumuskan program terobosan yang diberi nama 'kolega'.
"Kami buat program kolega ini untuk mempercepat target penurunan stunting. Kolega sendiri kepanjangannya adalah kolam lele keluarga," kata bupati yang akrab disapaas Dhito tersebut, Senin (10/7/2023).
Peluncuran program kolega ini seiring dengan anjuran mengkonsumsi lele untuk mencegah stunting. Mas Dhito, mengatakan produksi lele di Kabupaten Kediri melimpah. Pada tahun 2022 lalu produksi lele 16.310,1 ton meningkat dari tahun sebelumnya di angka 16.279,8 ton.
“Kita genjot melalui Dinas Perikanan dengan program kolega, kolam lele keluarga,” kata Mas Dhito.
Kolega ini, kata Mas Dhito, disediakan rata-rata 10 kolam lele dalam satu wilayah posyandu agar masyarakat mudah untuk mendapatkan ikan berkumis itu.
Harapannya, dengan ketermudahan masyarakat mendapatkan lele bisa dimanfaatkan sebagai menu makanan untuk mencegah stunting.
Selain ikan segar, lanjut Mas Dhito, masyarakat juga didorong untuk membuat diversifikasi produk lele. Tujuannya, anak-anak bisa lebih tertarik mengkonsumsi lele tersebut.
“Kalau jual lele, jangan lele (segarnya) saja yang dijual, (tapi) olahannya,” katanya.
Senada dengan Mas Dhito, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayahnya untuk melakukan hilirisasi.
Menurutnya, hilirisasi ini bisa dilakukan dengan membuat pengembangan lele yang ramah dikonsumsi untuk anak-anak.
“Hilirisasi lele sebetulnya sudah dilakukan di banyak tempat yang itu sangat friendly untuk dikonsumsi bagi anak-anak,” katanya saat kunjungan kerja ke Kabupaten Kediri beberapa waktu lalu.
Pihaknya juga menyebutkan, dengan perkembangan teknologi saat ini, diversifikasi lele bisa dibuat dengan jangka waktu yang lebih panjang.
“Bisa 8 bulan tanpa bahan pengawet nah ini yang harus terus dikembangkan,” pungkasnya.
(luthfi husnika/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer