Berita Terbaru Kabupaten Pacitan

Tak Tega Anak SD di Pacitan Menantang Maut Demi ke Sekolah, Guru Akhirnya Lakukan Home Visit

Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak-anak SDN 3 Kemuning, Pacitan, melintasi jalanan terjal bekas longsor untuk berangkat ke sekolah.

TRIBUNMATARAMAN.COM - Siswa SDN 3 Kemuning, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan menantang maut untuk ke sekolah.

Ini terjadi sebab akses jalan menuju sekolah mereka terdampak longsor sejak November 2022 lalu. 

Tak tega melihat situasi tersebut, guru SDN 3 Kemuning akhirnya kerap melakukan home visit atau mengunjungi para murid ke sekolahnya. 

Baca juga: Kisah Anak-anak di Pacitan Mempertaruhkan Keselamatan Setiap Hari Demi Masuk Sekolah

Home visit dilakukan ke rumah 10 siswa yang benar-benar tidka bisa masuk sekolah di musim hujan lantaran terlalu berisiko. 

"Ya saat musim penghujan para guru disini selain mengantarkan anak-anak pulang sekolah saat cuaca hujan, juga melakukan home visit ke rumah siswa yang terdampak longsor,” ujar salah satu guru SDN 3 Kemuning, Murtini, Jumat (23/2/2023).

Hal itu, kata dia, dilakukan oleh pihak sekolah agar siswa mendapatkan pendidikan atau pembelajaran.  

“Tatap muka ke rumah-rumah siswa itu harus melalui akses lain yang jaraknya lumayan jauh sekitar 10 kilometer dari sekolah,” kata Murtini.

Menurutnya home visit itu dilakukan para guru setempat sejak tiga bulan terakhir.

“Juga agar pembelajaran terus berlanjut, meskipun harus menempuh jalan berbeda dan lebih jauh,” jelas Murtini saat ditemui di SDN 3 Kemuning kepada para awak media.

Menurutinya, kondisi saat ini telah diketahui oleh Dinas Pendidikan Pacitan sudah komunikasi dengan instansi lain guna memberi solusi terkait persoalan yang dialami warga di Kemuning tersebut. 

“Kami telah mengkomunikasikan kepada DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Pacitan, terkait dengan akses jalan dan jembatan yang terdampak longsor tersebut,”’urainya.

Dia mengaku komunikasi itu dalam artian meminta bantuan agar dilakukan penanganan secara darurat

. Dia menyebutkan  karena selain menjadi akses pendidikan kita juga tau akses tersebut juga menjadi akses vital bagi 106 Kepala Keluarga dari 5 RT di wilayah tersebut

Pembangunan akses baru di wilayah itu tentu sangat diharapkan warga di sana. Untuk memulihkan kembali sejumlah akses yang terputus, mulai perekonomian, kesehatan hingga pendidikan. 

(pramita kusumaningrum/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer