TRIBUNMATARAMAN.COM, Jombang - Jajaran Tribun Jatim Network melakukan napak tilas ke tiga makam muassis atau pendiri Nahdlatul Ulama di Jombang, Rabu (15/2/2023) malam.
Selain sebagai bagian dari ngalap berkah peringatan 1 Abad NU di tahun 1444 Hijriyah, ziarah ke makam Hadratussyekh KH Hasyim Asyari, KH Wahab Chasbullah dan KH Bisri Syansuri ini bisa disebut sebagai bagian rangkaian HUT Ke-6 Tribunjatim.com.
Setelah menggelar sarasehan sekaligus open house pada 8 Februari 2023 lalu, puncak acara HUT TribunJatim.com akan dihelat pada 23 Februari 2023 yang mana ada Talkshow Series "Jawa Timur Barometer Pemilu 2024" di Dyandra Convention Center Surabaya.
Napak tilas dan ziarah tiga muassis Nahdlatul Ulama dilakukan Rabu (15/2/2023) malam, dipimpin oleh Mujib Anwar, Manajer Editor sekaligus Penanggung Jawab TribunJatim.com.
Di maqbaroh tiga muassis Jamiyah yang didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344 Hijriyah atau 31 Januari 1926 M, kru Tribun Jatim Network melantunkan tahlil dan doa.
Manajer Editor sekaligus Penanggung Jawab Tribun Jatim, Mujib Anwar berharap, napak tilas ini sekaligus menjadi momentum untuk mencecap saripati perjuangan dan nilai-nilai luhur yang disebarkan dan dicontohkan para muassis NU, untuk bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sosial bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Ini sangat penting, untuk 'ngalap berkah' sekaligus demi meneguhkan pentingnya sanad perjuangan sesuai dengan bidang masing-masing," tegasnya.
Napak tilas dan ziarah muassis Nahdlatul Ulama, Rabu malam di Jombang, dimulai dari makam salah satu pendiri NU yakni KH Wahab Hasbullah, tepatnya di Tambakberas.
KH Wahab Hasbullah merupakan ulama pengarang syair Ya Lal Wathon yang dahulu selalu dilantangkan sebelum memulai kegiatan belajar para santri. Hingga kini Ya Lal Wathon jadi syair yang membangkitkan semangat jemaah Nahdlatul Ulama ketika melantunkannya.
Beliau juga merupakan seorang ulama fiqih yang luwes dan punya pemikiran yang luas. Perjuangan KH Wahab Hasbullah selain di bidang agama Islam, juga pernah jadi Panglima Laskar Mujahidin atau Hizbullah ketika melawan penjajahan Jepang.
Seusai dari Tambakberas, perjalanan dilanjutkan menuju ke Denanyar, untuk berziarah ke makam KH Bisri Syansuri, seorang ulama dan tokoh NU yang berpengaruh.
KH Bisri Syansuri juga dikenal sebagai kakek dari Presiden keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Sempat mendalami pendidikan di Makkah, KH Bisri Syansuri pulang ke Indonesia untuk mendirikan Pondok Pesantren Mambaul Maarif di Denanyar.
Perjalanan napak tilas muassis NU diakhiri di Pondok Pesantren Tebuireng untuk ziarah ke maqbaroh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. Makam pendiri sekaligus Rais Akbar Nahdlatul Ulama ini bersebelahan dengan makam putra dan cucunya, yaitu KH Wahid Hasyim (Pahlawan Nasional) dan Presiden ke-4 Indonesia, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Di tempat yang banyak dikunjungi para peziarah ini, kru Tribun Jatim Network membaca tahlil dan doa.
Peranan ketiga tokoh tersebut sangat besar bagi Indonesia dan Nahdlatul Ulama, terutama sosok KH Hasyim Asyari yang menjadi pendiri NU.
KH Hasyim Asyari merupakan Pahlawan Nasional yang memiliki julukan Hadratussyaikh yang berarti Maha Guru dan juga Syaikhul Masyayikh yang berarti Gurunya Para Guru.
Sementara putranya KH Wahid Hasyim adalah tokoh nasional yang menggagas sila ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ dan pernah menjabat sebagai Menteri Agama.
Berlanjut ke KH Abdurrahman Wahid yang dikenal sebagai sosok plural, tokoh Islam yang merangkul semua agama dan kalangan berbeda lainnya.
Jargon khasnya ‘Gitu aja kok repot’ membuat Presiden keempat Indonesia ini dikenal sebagai sosok yang dicintai rakyatnya.
Akhirnya, menjelang tengah malam, sekitar pukul 23.00 WIB, napak tilas ziarah muassis Nahdlatul Ulama yang kami lakukan usai. Selamat Harlah 1 Abad NU.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews : Tribun Mataraman
(TribunMataraman.com /tribun madura)