TRIBUNMATARAMAN.COM - Raffi Dimas Baddar (20) mahasiswa asal Pasuruan yang hilang saat berwisata di kawasan Bukit Krapyak, Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto hingga Rabu (14/9/2022) kemarin belum ditemukan.
Padahal tim SAR gabungan Basarnas yang terdiri dari tiga Sru (Search and Rescue Unit), beranggotakan kurang lebih sekitar 61 orang, telah berupaya mencari keberadaan pemuda asal Desa Pekoren RT2/RW6, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan.
Namun mereka tidak menemukan sedikitpun petunjuk tanda-tanda keberadaan korban selama proses pencarian mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Komandan Tim Basarnas Surabaya, Octavino mengatakan proses pencarian mahasiswa hilang di Bukit Krapyak akan dilanjutkan pagi ini.
Baca juga: Pencarian Besar-besaran Mahasiswa Wijaya Putra yang 4 Hari Hilang di Bukit Krapyak
Baca juga: Basarnas Ikut Diterjunkan Mencari Mahasiswa Wijaya Putra yang Hilang Saat Kemah di Bukit Krapyak
Pencarian Tim SAR Basarnas akan fokus menyeluruh menyisir kawasan sektor 2 di bagian aliran sungai dan tebing Blank Spot.
Rencananya pencarian akan kembali difokuskan disektor 2 seluas 0.41 kilometer persegi terutama di titik 7°41'24.5" S 112°33'15" E dan 7°41'46" S 112°33'15" E.
Vino menjelaskan selama proses pencarian pihaknya tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
"Belum ada tanda-tanda. Tadi menemukan celana, namun diduga milik orang yang tertinggal disana," ungkapnya.
Pencarian korban sempat terkendala cuaca dan medan terjal jurang di sektor 2 Bukit Krapyak- Putuk Puyang. Apalagi, sempat turun hujan gerimis di kawasan Pacet sekitar pukul 14.30 WIB sehingga cukup menyulitkan Tim SAR saat melakukan pencarian dengan kondisi geografis medan terjal dan jurang.
"Medan yang sulit karena pencarian juga di area Blank Spot jurang dan titik terakhir korban juga diketahui tadi juga sempat hujan," ucap Vino.
Baca juga: Mahasiswa Wijaya Putra Hilang Saat Kemah di Bukit Krapyak di Mojokerto, 3 Hari Belum Ditemukan
Menurut dia, Tim SAR gabungan Basarnas akan sangat terbantu jika informasi terkait titik koordinat dari sinyal Handphone milik korban. Ini diperlukan untuk mengetahui posisi terakhir korban. Sebab, dari keterangan saksi yakni rekan sesama mahasiswa sempat mengirim pesan ke Handphone korban dan terkirim pada Minggu (11/9).
"Ini sebenarnya ada nomor telepon (Korban,Red) tapi kita tidak bisa melacak titik koordinat-nya kalau ada data informasi itu bisa sangat membantu proses pencarian. Karena teman korban sempat mengirim pesan dan masuk tapi tidak diterima saat hari Minggu informasi terakhir seperti itu," bebernya.
(moh.romadoni/tribunmataraman.com)