TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Seluruh SMA dan SMK Negeri di Kabupaten Tulungagung menghentikan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) karena ditemukan kasus Covid-19 di sekolah.
Pemkab Tulungagung pun ancang-ancang untuk memberlakukan pembelajaran daring untuk SD dan SMP.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, mengatakan siswa tingkat SD dan SMP harus lebih dilindungi.
"Karena mereka masih lemah. Harus lebih diketati," ujar Maryoto, selepas rapat paripurna di DPRD Tulungagung, Rabu (9/2/2022) sore.
Baca juga: Cabang Dinas Pendidkan Menghentikan PTMT SMA/SMK Negeri di Tulungagung dan Trenggalek
Kebijakan daring ini dilakukan melalui proses evaluasi, berdasar kasus Covid-19 yang terjadi di masyarakat.
Rencananya pembelajaran daring ini akan dimulai minggu depan.
Namun Anggota Komisi A DPRD Tulungaggung, Imam Kambali meminta pemerintah tetap mempertahankan PTMT.
"Jangan daring sepenuhnya, tatap muka harus dipertahankan," tegas Kambali.
Menurutnya, pembelajaran ada banyak hal yang tidak bisa didapat jika hanya mengandalkan pembelajaran daring.
Seperti pendidikan karakter yang hanya terbentuk lewat interaksi langsung.
Meski pun kasus Covid-19 tengah naik, Kambali minta PTMT dilakukan dengan pengetatan khusus.
"Prokes tetap harus dijaga, pembatasan kapasitas bisa dilakukan. Tapi jangan dihentikan sama sekali, gak bagus untuk pendidikan kita," ucapnya.
Meski demikian Kambali setuju penghentian PTMT sementara di sekolah yang terjadi kasus Covid-19.
Penghentian PTMT diperlukan untuk kepentingan pelacakan serta sterilisasi sekolah.
Jika kasusnya sudah terkendali dan sudah aman, maka PTMT diminta untuk diaktifkan kembali.
"Mungkin perlu tahu, dari mana asal penularannya dan sebagainya. Tapi kalau sudah selesai tracing, sekolah kembali buka," katanya.
Politisi Partai Hanura ini juga menekankan vaksinasi bagi siswa agar disegerakan.
Sosialisasi juga dianggap penting, karena masih ada kelompok masyarakat yang menolak vaksin.
Vaksinasi bagi anak adalah upaya untuk melindungi mereka dari risiko Covid-19. (David Yohanes)