Internasional

Disuruh Bikin Kopi, Mahasiswi Dirudapaksa Wakil Dekan, Melawan Didorong dari Jendela Lantai 3

Editor: Anas Miftakhudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

mahasiswi yang gagal dirudapaksa dosen ()

TRIBUNMATARAMAN.COM - Ulah yang dilakukan wakil dekan sebuah perguruan tinggi sangat  keterlaluan.

Sang dosen nekat merudapaksa mahasiswinya yang berusia 20 tahun.

Meski gagal dirudapaksa, mahasiswi ini didorong oleh pelaku dari jendela lantai 3 dengan ketinggian 25 meter.

Tak pelak, korban yang diketahui bernama Mushtaribonu Kamilova mengalami luka yang cukup parah.

Dilansir dari The Sun, seorang mahasiswi dari Uzbekistan hampir meninggal dunua setelah didorong dari jendela lantai tiga setinggi 25 meter.

Gadis cantik itu jatuh ke tanah setelah didorong oleh dosen pria lantaran tidak berDiketadipedayai.

Wakil dekan dan dosen sebuah universitas di ibukota Tashkent, Uzbekistan yang kini menjadi tersangka adalah Bogabek Yuldashev.

Korban terbaring di ranjang rumah sakit dengan luka serius bicara blak-blakan mengungkap perlakuan tak senonoh sang dosen.

Peristiwa yang menimpa mahasiswa cantik berlangsung 18 Oktober 2021.

Menurut korban, hari itu Wakil Dekan Bogabek memanggil ke kantornya. Sang dosen meminta untuk dibikinkan secangkir kopi.

Saat itu, hanya mahasiswi dan dosen saja yang ada di kantor.

Mengendus ulah tak beres sang dosen, mahasiswi segera mengeluarkan ponselnya. Ia mencoba menelepon seorang temannya pria.

Ilustrasi pemukulan atau penganiayaan (iStock) ()

Gadis itu memohon pada sang teman untuk datang menyelamatkannya.

Mengetahui korban berusaha kabur dan minta pertolongan, dosen langsung kalap dan memaksa mahasiswinya untuk berbaring di sofa.

Sang dosen makin berusaha memaksa korban.

"Dia mencoba lari dari kantor tetapi wakil dekan Bogabek menariknya kembali, memaksanya berbaring di sofa," kata kelompok anti kekerasan seksual NeMolchi.uz, yang mendukung Mushtaribonu.

Sementara itu, sang mahasiswi juga berjuang sekuat tenaga dan berteriak minta tolong dari luar.

Namun kekuatan korban tiak mampu melawan sang dosen.

Dengan langkah tertath-tatih, mahasiwi itu pergi ke balkon teriak minta tolong.

Korban berharap kalau temannya itu sudah datang dan menyelamatkannya.

Rupanya upaya yang dilakukan korban membuat sang dosen makin geram.

Pelaku kemudian mendorong kkrban sehingga jatuh dari lantai 3 ke lantai beton di bawahnya.

Melihat pemandangan itu, sang dosen hanya diam dan menutup jendela, menurunkan tirai.

Tak lama berselang, teman korban datang dan mengetuk pintu.

Mahasiswa laki-laki itu langsung mencengkeram kerah baju wakil dekan, bertanya di mana keberadaan temannya.

Sang dosen menunjuk ke arah bawah, tempat Mushtaribonu jatuh terbaring dengan kondisi luka parah.

Sang dosen masih bersikeras menyebut kalau mahasiswinya itu "jatuh" bukan sengaja dijatuhkan.

Sementara itu, teman korban pun langsung membawa mahasiswi itu ke rumah sakit darurat.

Berbaring di ambulans, Mushtaribonu sangat kesakitan tetapi masih berhasil memberi tahu teman laki-lakinya kebenaran bahwa dia tidak berhasil diperkosa oleh wakil dekan dan didorong dari jendela.

Mushtaribonu didiagnosis mengalami patah panggul, banyak memar di tubuhnya dan trauma psikologis yang parah.

Setelah Mushtaribonu mencela Mr Bogabek dari ranjang rumah sakitnya, dia ditangkap oleh polisi atas tuduhan pemerkosaan dan cedera yang disengaja di bawah hukum pidana Uzbekistan.

Perwakilan dari badan amal negara untuk perempuan mengatakan: "Kapan perempuan di Uzbekistan akan dilindungi oleh hukum dan keadilan? Kapan para pemimpin sekolah akan mulai memerangi pelecehan? bukannya menutupi perilaku?".

Ilustrasi (Net)

Departemen Dalam Negeri Kota Tashkent mengkonfirmasi bahwa penyelidikan kriminal sedang berlangsung.

Universitas tempat Bogabek Yuldashev bekerja mengatakan pihaknya bekerja sama dengan penegak hukum dan sedang melakukan penyelidikan internal atas insiden tersebut. (TribunnewsBogor)