Sosok

Cerita Galih Setyo Jatmiko, Make Up Artist di Nganjuk yang Mengawali Karir Sebagai Guru

Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Galih Setyo Jatmiko, pendiri Twins makeupartis di Nganjuk, Jawa Timur

Reporter : Luthfi Husnika

TRIBUNMATARAMAN.com | NGANJUK - Galih Setyo Jatmiko (34) mengawali karirnya sebagai seorang guru. Siapa sangka, pria dari Kabupaten Nganjuk yang lahir di Situbondo Jawa Timur tersebut, kini justru menjadi makeup artist terkenal.

Galih yang pernah mengenyam pendidikan strata satu di perguruan tinggi keguruan dengan prodi Pendidikan Biologi sama sekali tak menyangka dirinya akan terjun dalam bidang seni.

"Saya basicnya guru kalau lihat dari latar belakang pendidikan. Tapi justru sekarang kerjanya jauh dari pendidikan terakhir saya. Sebelumnya saya pernah bekerja di swasta juga sebelum memutuskan resign untuk mendalami dunia makeup,” ujar Galih saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (17/9/2021).

Pria kelahiran Oktober 1987 ini mengatakan, ia terinspirasi dari saudaranya yang juga merupakan perias kenamaan di daerrahnya.

“Melihat kakak dan bude yang perias jadi tertarik. Kerjanya kok kayaknya enak bisa mengatur jadwal sendiri, menyesuaikan. Tidak terikat seperti kerja di kantor,” jelas Galih.

Ia menuturkan, keinginannya menjadi seorang makeup artist kembali muncul ketika melihat kakak kandungnya menikah. Kala itu, sang kakak kecewa dengan hasil riasan yang menurutnya tidak sesuai ekspektasi.

“Waktu nikahan kakak perempuan, saya lihat kok makeupnya kurang pas ya. Kakak yang aslinya cantik jadi terlihat lebih tua. Kakak juga kurang puas sama hasilnya. Dari situ saya berpikir, bisa kok saya makeup yang lebih bagus dari itu,” paparnya.

Baca juga: Eko Rudianto Buat Kebaya Kutu Baru Modern dan Batik Pekalongan Untuk Putri Remaja Pariwisata Jatim

Galih kemudian aktif mengikuti jejak saudaranya yang merupakan seorang perias. Setiap libur kerja di akhir pekan, Galih menerima job untuk merias freelance. Ia mulai terjuan ke dunia makeup artist di tahun 2014.

“Ikut kakak awalnya, karena yang sudah punya nama. Kalau di wilayah Nganjuk sini yang terkenal kan Didik Wedding jadi saya berguru ke beliau. Sering ambil job merias juga setiap akhir pekan. Tapi belum berani ke wedding,” ujarnya.

Meski ia menyebut telah menemukan passion menjadi makeup artist, mulanya Galih sempat merasa aneh.

“Awalnya pegang bedak kayak aneh. Laki kok pegang saput dan kuas. Ternyata setelah mendalami malah enjoy kerja di bidang ini. Semakin ke sini malah menemukan hobi dan peluang jadi usaha,” katanya.

Beberapa tahun kemudian, Galih aktif memperdalam kemampuan makeupnya. Mulai dari belajar otodidak hingga mengikuti beragam sertifikasi. 

Di akhir tahun 2019, Galih memutuskan untuk resign dari tempatnya bekerja dan fokus untuk membuka vendor makeup miliknya sendiri. 

Beberapa pengalaman meriasnya ia jadikan bekal untuk membuka bendera ‘Twins Makeupartis’ yang kini membesarkan namanya.

“Saat pertama mendiririkan Twins Makeupartis saya gencarkan promosi. Sampai-sampai saya buat brosur dan masuk ke sekolah SMA SMK di wilayah Nganjuk. Targetnya calon wisudawati,” jelas Galih.

Kerja kerasnya membuahkan hasil, ia berhasil menggaet 51 calon customer pertamanya untuk rias wisuda di awal tahun 2020. Namun nahas, baru beberapa bulan berjalan, pandemi membatasi ruang geraknya.

“51 klien yang akan rias wisuda cancel semua, karena wisuda dibatalkan. Semua sudah DP akhirnya uang saya kembalikan,” katanya.

Galih mengaku ia tak pernah menyerah dengan hambatan tersebut. Justru, ia semakin memperbanyak belajar untuk memperdalam kemampuan meriasnya.

Terbukti, kini Galih mempunyai nama di kalangan makeup artist Nganjuk hingga Kediri. Dalam kurun waktu satu tahun, nama Twins Makeupartist mulai banyak dikenal.

Dari awal ia hanya memasang tarif Rp 100 ribu untuk makeup wisuda, kini ia bisa mematok tarif hingga jutaan.

“Semua itu karena usaha dan kerja keras. Kalau saya menyerah karena pandemi, Twins Makeupartis tidak akan ada sampai saat ini,” tutur Galih

Galih mengungkapkan, dari penghasilannya menjadi makeup artist, ia berhasil membeli properti dan kendaraan pribadi. Ia juga mempunya studio khusus untuk display deretan busana pengantin miliknya.

“Dari passion merias saya bisa menemukan peluang bisnis yang menjanjikan. Bisa bekerja sesuai keinginan saya dan tidak terikat waktu setiap harinya. Hasilnya juga alhamdulillah sangat cukup,” pungkas Galih.