Ekskavasi Situs Tondowongso Kediri
Ekskavasi Hari ke-5 Situs TondowongsoKediri Mulai Tentukan Titik Cungkup Pelindung
Ekskavasi Situs Tondowoso Kabupaten Kediri, Jawa Timur, terlihat mulai menemukan titik terang di hari kelima
Penulis: Isya Anshori | Editor: Sri Wahyuni
TRIBUNMATARAMAN.COM I KEDIRI - Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) mulai menemukan titik terang pada proses ekskavasi pengembangan Situs Tondowongso di Desa Gayam, Kecamatan Gurah.
Memasuki hari kelima, tim sudah berhasil menentukan sejumlah titik yang akan dipasangi tiang cungkup sebagai pengatapan situs.
Kepala Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Disparbud Kabupaten Kediri, Eko Priatno Triwarso menjelaskan saat ini sudah ada delapan titik yang dipastikan akan menjadi lokasi pemasangan tiang cungkup.
Pembangunan cungkup ini diprioritaskan agar situs tetap terjaga dari faktor cuaca maupun kerusakan lingkungan.
Untuk ekskavasi ini dilakukan sejak 20 Agustus 2025 hingga akhir bulan nanti.
"Cungkupnya akan kita pasang secara bertahap. Yang terpenting saat ini adalah memastikan lokasi yang tepat, dan untuk tahun ini kami berharap bisa dimulai dari Candi Induknya," kata Eko usai meninjau lokasi, Senin (25/8/2025).
Baca juga: BBPJN Targetkan Jalur Gumitir Dibuka di Pekan Pertama September, Lebih Awal
Menurut Eko pembangunan cungkup diharapkan menjadi langkah awal menuju ekskavasi lanjutan, selain itu juga pengembangan pariwisata budaya di Kabupaten Kediri.
Di diisi lain dengan adanya atap pelindung, penelitian arkeologi bisa dilakukan lebih intensif untuk mengungkap lebih banyak misteri dari Situs Tondowongso yang memiliki luas hampir 9.700 meter persegi.
"Ekskavasi pengembangan sangat mungkin dilakukan kembali. Situs Tondowongso ini penuh misteri dan punya potensi besar untuk diteliti lebih dalam," jelasnya.
Selain fokus pada aspek penelitian, Pemkab Kediri juga menyiapkan rencana paralel berupa pengembangan destinasi wisata berbasis cagar budaya.
Dengan begitu, masyarakat tidak hanya mengenal nilai sejarah Situs Tondowongso, tetapi juga bisa menjadikannya tujuan wisata baru.
"Kami berharap penelitian dan pengembangan pariwisata bisa berjalan beriringan. Jadi, selain memberi manfaat akademis dan pengetahuan sejarah, situs ini juga dapat dinikmati masyarakat luas sebagai destinasi budaya," tambah Eko.
Dia mengungkapkan, ekskavasi kali ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang sebelumnya sempat terhenti.
Situs Tondowongso terakhir diekskavasi pada 2007 oleh tim arkeolog dari Yogyakarta. Karena keterbatasan anggaran dan pandemi Covid-19, kegiatan ini baru bisa dilanjutkan kembali pada tahun 2025.
"Sejak ditemukan pada Desember 2006, situs ini sudah beberapa kali diteliti. Paling intensif dilakukan ekskavasi pada tahun 2007 dan dilanjutkan dengan penelitian hingga 2018 kemarin. Hasil penelitian radio karbon menunjukkan peninggalan ini berasal dari sekitar tahun 1006 Masehi atau abad ke-11," terangnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.