Kebakaran di Kabupaten Tulungagung

Bakar Sampah, Tumpukan Bahan Baku Serat Sabut Kelapa di Tulungagung Terbakar

Kebakaran terjadi di lokasi produksi Juragan Sepet di Dusun Beji, Desa Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur

Penulis: David Yohanes | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/David Yohanes
MEMBASAHI SABUT KELAPA - Petugas pemadam kebakaran membasahi seluruh tumpukan serat sabut kepala agar tidak lagi muncul kobaran api, di Juragan Sepet Dusun Beji, Desa/Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Selasa (12/8/2025). Sebelumnya api dari pembakaran sampah merembet dan membakar tumpukan bahan baku afkir di pabrik serat dan tali sabut kelapa ini 

TRIBUNMATARAMAN.COM I TULUNGAGUNG - Kebakaran terjadi di lokasi produksi Juragan Sepet di Dusun Beji, Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (12/6/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.

Kebakaran dipicu pembakaran sampah limbah produksi yang tidak diawasi.

Gunungan bahan baku lama yang tidak termanfaatkan terbakar hingga menyulitkan petugas pemadam kebakaran.

Pemilik usaha ini, Faqih Pamungkas, mengatakan pembakaran sampah dilakukan di tepi jalan, terpisah dari tumpukan bahan baku.

“Kemungkinan apinya merembet ke ujung tumpukan bahan baku yang tak terpakai itu,” ujarnya selepas proses pemadaman.

Bahan baku ini sebenarnya memang akan dimusnahkan, atau dijual ke orang lain yang membutuhkan.

Bara api ini kemudian membesar, karena serat sabut kelapa kering sangat mudah terbakar.

Faqih dan para karyawannya sempat berusaha memadamkan api, namun karena bahan mudah terbakar api sulit dikendalikan.

Faqih kemudian menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Tulungagung.

Baca juga: Horeg, Bupati Trenggalek Diskon Retribusi Pedagang Pasar hingga 75 Persen

Menurut Faqih, ini adalah kebakaran kedua di tempat produksi serat sabut kelapa dan tali sabut kelapa ini.

“Pertama di tahun 2024 lalu, juga di Bulan Agustus. Malah lebih besar,” ungkapnya.

Bahan yang terbakar biasa dipakai untuk tambahan bahan baku papan kayu.

Ada juga yang dipakai media tanam vanili atau anggrek.

Namun karena permintaan terbatas, tidak banyak bahan afkir ini yang diambil dan dimanfaatkan.

Menurut Kasi Penyelamatan dan Evakuasi Dinas Damkarmat Tulungagung,  Iwan Supriyono, proses pemadaman sulit dilakukan.

Tumpukan serat sabut kepala ini ketinggiannya sekitar 5 meter.

Meski bagian atas sudah disiram hingga basah kuyup, bagian dalamnya masih menyisakan bara api yang bisa sewaktu-waktu berkobar.

“Proses pemadamannya cepat. Tapi seluruh tumpukan harus dibasahi agar tidak ada bara api di dalamnya yang tersisa,” jelas Iwan.

Petugas Damkar Tulungagung mengerahkan 1 mobil pemadam kebakaran dan 2 mobil penyuplai air.

Api bisa disekat sehingga tidak merembet ke lokasi mesin produksi yang ada tepat di sebelahnya.

Iwan menambahkan, tumpukan sabut kelapa ini sebenarnya akan dimusnahkan, karena sudah terlalu lama tidak dimanfaatkan.

Karena sering kepanasan dan kehujanan, seratnya sudah rapuh dan warnanya kotor.

Iwan pun memberi saran agar pemilik pabrik membuat tunggu pembakaran yang lebih aman.

“Bahan yang tidak terpakai bisa dibakar sedikit demi sedikit dengan aman. Syukur kalau bisa dimanfaatkan lagi,” tandasnya.

 

(David Yohanes/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved