Berita Terbaru Kota Kediri

DKPP Kota Kediri Temukan Selisih Harga Pangan Saat Sidak ke 9 Pasar Tradisional

DKPP Kota Kediri menemukan adanya selisih harga pangan saat melakukan monitoring dan evaluasi harga komoitas pangan di 9 pasar tradisional

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: eben haezer
dok.DKPP Kota kediri
MONITORING - Tim dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri melakukan monitoring dan evaluasi harga komoditas pangan di sembilan pasar tradisional, Rabu-Kamis (30-31/7/2025). DKPP Kota Kediri menemukan selisih harga pada sejumlah komoditas bahan pokok. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri melakukan monitoring dan evaluasi harga komoditas pangan di sembilan pasar tradisional.

Langkah ini dilakukan untuk memastikan validitas data harga pangan dari pedagang tingkat konsumen, di luar responden rutin yang biasa menyuplai data harian.

Sembilan pasar yang menjadi sasaran kegiatan ini meliputi Pasar Pesantren, Selowarih, Centong, Banjaran, Pahing, Mrican, Bandar, Ngronggo, dan Campurejo.

Baca juga: Bulog Tulungagung Pantau Medsos Untuk Melacak Warga yang Menjual Beras Bantuan Pangan

Pengambilan data dilakukan secara acak terhadap 30 pedagang yang menjual komoditas minyak goreng, aneka bawang, dan cabai.

Kepala DKPP Kota Kediri, Moh. Ridwan, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat arah kebijakan ketahanan pangan yang berbasis pada data lapangan.

"Kemarin dan hari ini kami lakukan monitoring harga di pasar tradisional. Data harga pangan sebagai variabel masukan analisis, saat ini menjadi salah satu hal penting dalam menentukan arah kebijakan bidang ketahanan pangan," kata Ridwan, Kamis (31/7/2025) pukul 11.01 WIB.

Menurut Ridwan, hasil dari enumerasi ini akan digunakan untuk analisis Indikator Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Dengan analisis tersebut, pihaknya dapat mengidentifikasi komoditas yang dalam kondisi aman, waspada, atau memerlukan intervensi pemerintah.

"Hasil analisis yang dilakukan DKPP selama ini sudah rutin kita laporkan ke Mbak Wali (Wali Kota Kediri) melalui Pak Sekda," terang Ridwan.

Ia menambahkan, Pemkot Kediri juga aktif mendukung program-program dari Pemerintah Pusat seperti bantuan pangan beras dan penyaluran beras SPHP di berbagai pasar.

Selain itu, Pemkot Kediri juga menjalankan program stabilisasi harga seperti Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Operasi Pasar. Upaya ini dilakukan untuk menekan harga komoditas tertentu agar tetap terjangkau oleh masyarakat.

"Mengingat begitu pentingnya data harga pangan, tentu perlu dilakukan evaluasi untuk menambah keyakinan kami. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengecekan di lapangan untuk membandingkan data yang didapat dengan data yang rutin kita ambil dari penyedia data/responden," tambahnya.

Berdasarkan monitoring tersebut, ditemukan beberapa selisih harga dibanding data dari mitra penyedia.

Beras premium lebih tinggi Rp8/kg, beras medium lebih tinggi Rp345/kg, minyak goreng curah naik Rp1.800/kg, sedangkan bawang merah justru lebih rendah Rp2.758/kg. Adapun cabai rawit mengalami selisih tertinggi, yakni lebih tinggi Rp5.941/kg.

"Perbedaan berkisar antara 1 sampai 15 persen, dan yang tertinggi memang pada komoditas cabai rawit merah. Perbedaan ini dapat dimaklumi, karena sasaran monitoring adalah pedagang pasar langsung," pungkas Ridwan.

(Luthfi Husnika/TribunMataraman.com)

editor: eben haezer

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved