Berita Terbaru Kabupaten Kediri

Dulu Jadi Jujugan Warga, Pasar Pamenang Pare Kediri Kini Mulai Ditinggalkan

Pasar Pamenang di Kecamatan Pare, kabupaten Kediri, dulu jadi jujugan banyak orang. Sekarang mulai ditinggalkan pengunjung

Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/isya anshori
SEPI PENGUNJUNG - Salah satu penjual pakaian di area Pasar Pamenang Pare Kabupaten Kediri. Menjelang lebaran, pasar tradisional ini semakin sepi bahkan penjual banyak yang pergi meninggalkan kiosnya.  

TRIBUNMATARAMAN.COM, KEDIRI - Sepekan menjelang Lebaran 2025, Pasar Pamenang Pare, yang terletak di Jalan Argopuro No.1, Plongko, Kelurahan/Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, terlihat sepi pengunjung.

Pasar yang dulunya menjadi tempat favorit jujugan masyarakat Pare dan sekitarnya ini kini mulai kehilangan daya tarik. 

Saat tim TribunMataraman.com mengunjungi pasar, terlihat beberapa kios, khususnya yang menjual pakaian, mulai banyak ditinggalkan oleh para pedagang.

Kondisi ini terjadi sejak pemindahan pusat pasar sayur yang sebelumnya berada di sisi barat, kini bergeser ke pasar induk sayur yang berada sekitar 2,5 km ke arah utara. 

Sepanjang lorong kios, hanya terlihat beberapa ibu bersama keluarga yang sedang berbelanja kebutuhan Lebaran. Meski demikian, pedagang yang masih bertahan tetap berusaha menawarkan barang dagangannya kepada para pengunjung yang lewat.

Sungkono, pedagang pakaian di Pasar Pamenang, mengatakan bahwa kondisi pasar mulai sepi sejak pemindahan pasar sayur.  

"Sejak pasar sayur dipindah, pengunjung semakin berkurang, apalagi dengan adanya pandemi COVID-19. Pasar semakin sepi," kata Sungkono, Selasa (25/3/2025). 

Selain faktor pemindahan pasar sayur dan pandemi, kondisi fisik pasar yang mulai rusak juga menjadi keluhan bagi pengunjung dan pedagang.

Beberapa bagian atap kios bahkan tampak bocor hingga kenyamanan yang semakin berkurang di pasar tersebut.

Dulunya, Pasar yang berdiri sejak 1994 ini dikenal ramai, terutama menjelang Lebaran. Kini, kondisi pasar semakin menurun drastis.

Sungkono mengungkapkan, pada hari-hari biasa menjelang Lebaran, hanya ada sekitar 10 pembeli yang datang ke kiosnya, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 50 hingga 100 pembeli pada tahun-tahun sebelumnya.

Selain faktor kondisi pasar, kebiasaan berbelanja masyarakat yang kini lebih memilih belanja online dan kemudahan toko swalayan yang lebih modern, turut berpengaruh pada penurunan jumlah pengunjung. 

"Sekarang banyak yang berbelanja online karena lebih praktis dan harga yang bersaing. Toko-toko swalayan juga memudahkan mereka," kata Sungkono.

Meski demikian, sejumlah pengunjung masih memilih untuk berbelanja di pasar tradisional. 

Seperti yang diungkapkan oleh Ananda Putri, salah seorang pengunjung asal Desa Krenceng, Kecamatan Kepung. Ia mengaku masih nyaman berbelanja langsung ketimbang harus pilih online. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved