Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Belum Genap 2 Bulan, Ada 4 Pasien DBD Meninggal Dunia di Kabupaten Tulungagung

Dalam 2 bulan sudah ada 4 pasien demam berdarah dengue di Tulungagung yang meninggal dunia. Dinkes gencarkan pengasapan

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
MELAKUKAN PENGASAPAN - Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung melakukan pengasapan (fogging)  di SDN 2 Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (21/2/2025). Sebelumnya satu siswi sekolah ini meninggal karena demam berdarah dengue (DBD).  (Afif) 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung melakukan pengasapan (fogging) di SDN 2 Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Jumat (21/2/2025).

Pengasapan ini dilakukan setelah seorang siswi kelas 5 meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD).

Sebelumnya, tim Dinkes juga melakukan pengasapan di lingkungan rumah korban yang juga di wilayah Desa Ketanon.

Menurut Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi  Lusiana Wardani, serangan DBD awal tahun ini dianggap mengkhawatirkan.

Sebab sampai saat ini tercatat ada 198 pasien, 4 di antaranya meninggal dunia.

“Yang membuat data ini buruk, angka kematiannya cukup tinggi kalau dibandingkan tahun lalu (2024). Apalagi di tahun 2023, kita bisa menekan korban hanya 3 kasus meninggal dunia,” ungkap Desi.

Desi menggambarkan, selama tahun 2024 terdapat 17 korban meninggal dunia karena DBD.

Sementara saat ini setiap bulan ada 2 pasien yang meninggal dunia karena DBD.

Jika mengacu para tren ini, secara persentase serangan DBD saat ini lebih buruk dari tahun lalu.

“Memang angkanya masih lebih besar di tahun 2024, tapi dari trennya, persentase korban saat ini lebih tinggi,” jelasnya.

Lanjut Desi, Dinkes menindaklanjuti setiap kasus dengan penyelidikan epidemi.

Secara nonmedis Dinkes juga bergerak di lapangan, seperti memantau keberadaan jentik nyamuk di lingkungan pasien.

Terbukti dari kasus terakhir di Desa Ketanon ini, petugas kesehatan menemukan jentik nyamuk yang menjadi indikasi adanya nyamuk sebagai sumber penularan.

“Kami sebenarnya prihatin jika sudah ada kasus seperti ini. Kemarin-kemarin kami sudah menghimbau masyarakat untuk  melakukan kegiatan PSN  (pemberantasan sarang nyamuk),” ujar Desi.

Sebelum melakukan pengasapan, Dinkes meminta lingkungan melakukan PSN.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved