Program Makan Bergizi Gratis

Program Makan Bergizi Gratis di Sumenep Madura Dihentikan, Berikut Penjelasan Kepala SPPG

Program makan bergizi gratis atau MBG di Kabupaten Sumenep, Madura, dihentikan sementara. Kepala SPPG beri penjelasan

Editor: eben haezer
ist
MBG DIHENTIKAN - Kepala Satu Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumenep, Mohammad Kholilurrahman saat menjelaskan soal upah tenaga dapur di Sumenep Madura yang belum jelas. Saat ini program MBG di Sumenep Madura dihentikan sementara karena ada kendala teknis. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | SUMENEP - Program makan bergizi gratis atau MBG di Kabupaten Sumenep, Madura, dihentikan. 

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Sumenep, Mohammad Kholilur Rahman, Senin (17/2/2025).

Sebelum dihentikan, ada 2.965 siswa dari 18 lembaga pendidikan di Kabupaten Sumenep yang menerima makan siang gratis. 

Kholilur menyebut, dihentikannya program MBG di Sumenep karena ada kendala teknis di internal penyelenggara.

"Karena ada kendala teknis yang tidak bisa disampaikan," ucapnya.

Pihaknya mengaku, telah melaporkan kendala teknis itu kepada Badan Gizi Nasional (BGN) secara tertulis pada hari Rabu (12/2/2025).

Namun, sampai saat ini belum ada respons terkait laporan kendala teknis tersebut.

"Untuk kesiapan beroperasi kembali minggu depan, masih menunggu arahan lebih lanjut dari BGN (Badan Gizi Nasional)," jawabnya saat ditanya kapan kembali direalisasikan.

Selain itu, pihaknya tetap bersikukuh untuk tidak menjelaskan ke publik kendala teknis apa yang dimaksud.

"Tidak bisa disampaikan," singkatnya.

Namun tambahnya, program makan bergizi gratis itu kembali akan digelar pada minggu depan dengan tetap menunggu arahan dari BGN.

"Targetnya minggu depan bisa dimulai lagi, tapi tetap menunggu arahan dari BGN," terang Mohammad Kholilur Rahman.

Relawan Dapur Mengundurkan Diri

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sumenep, Madura sebenarnya telah diluncurkan pada 13 Januari 2025 lalu.

Namun, dua pekan setelah peluncuran itu,  sebagian karyawan dapur MBG memutuskan untuk memilih memundurkan diri.

Menurut sumber internal yang meminta namanya dirahasiakan, banyak pekerja di dapur MBG memilih berhenti karena beban kerja yang harus dijalani sangat berat.

Selain itu, mereka tidak pernah diberi tahu berapa upah yang akan mereka terima. 

"Paling berat itu bagian mencuci kotak makanan, mulai dari pukul 13.30 WIB - 01.00 WIB dini hari. Banyak yang berhenti karena tidak kuat dengan jam kerjaannya," tuturnya, 

Setiap pekerja dapur MBG, lanjutnya, memiliki tugasnya masing-masing. Mulai dari memasak, menyiapkan makanan dan mencuci kotak makanan.

petugas bagian memasak bekerja dari pukul 01.00 - pukul 10.00 WIB.

Sedangkan bagian yang menyiapkan makanan, mulai bekerja pukul dari pukul 04.00 - 11.00 WIB.

Lalu, pegawai yang bertugas mempersiapkan bahan - bahan makanan, bertugas mulai dari pukul 15.00 - 02.00 WIB.

Dia menambahkan, mereka juga tak mendapatkan makan dan terpaksa harus makan dari sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh siswa.

"Tidak mampu dengan beban kerjanya dan juga saya kira kekurangan orang," sebutnya.

Terkait upah, dia menegaskan bahwa selama ini tidak pernah ada dokumen kontrak. Sehingga dia tak bisa tahu apakah gaji yang diberikan adalah harian atau bulanan. 

"Tidak ada, tidak disebutkan berapa gaji yang akan diterima. Cuman, menurut mereka para pekerja ini hitungannya adalah relawan saja," tuturnya.

Dikonfirmasi terpisah, saat itu Kepala Satu Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumenep, Mohammad Kholilurrahman mengakui adanya sebagian pekerja yang memilih mengundurkan diri.

"Tidak banyak yang berhenti, hanya satu dua orang saja," tutur Mohammad Kholilurrahman.

Dia tidak tahu - menahu saat ditanya alasan dari sebagian karyawan dapur MBG Sumenep ini memilih berhenti.

"Tidak tahu alasannya kenapa. Ya gimana lagi kalau sudah mau berhenti," singkatnya.

Dia memastikan, semua yang bertugas menyiapkan segala kebutuhan program SPPG itu hanya sebagai relawan, sehingga tidak ada kontrak yang mengikat. 

"Tidak ada kontrak, mereka relawan. Mau berhenti silahan," katanya.

Terkait upah, dia menegaskan bahwa hal itu akan diberikan setiap bulan. 

"Insyaallah ada, harian. Tapi nanti pembayarannya bulanan," kata Mohammad Kholilurrahman.

(Ali Hafidz Syahbana/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved