Putra Daerah
Perjalanan Sheva Millanisty Hendriana, Mahasiswi UIN SATU Tulungagung Jadi Duta Muda Indonesia 2023
Bagi Sheva Millanisty Hendriana, kesulitan adalah kesempatan untuk berproses dan membuktikan diri. Ini sosok Duta Indonesia Muda 2023 tersebut
TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Hidup tidak pernah menjanjikan jalan yang mulus. Tetapi bagi Sheva Millanisty Hendriana, kesulitan adalah kesempatan untuk berproses dan membuktikan diri.
Sheva Millanisty Hendria adalah mahasiswi UIN SATU Tulungagung yang lahir pada 2005 di Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Sejak kecil dia telah melalui berbagai ujian hidup, yang mengajarkannya apa arti perjuangan.
Sosok yang akrab dipanggil Sheva ini telah menjadi simbol ketangguhan.
Di usia mudanya, Sheva membuktikan bahwa mimpi dapat dicapai meski harus dimulai dari nol.
Kehilangan yang Menjadi Awal Perjuangan
Saat anak-anak lain seusianya sibuk bermain, Sheva dihadapkan pada kehilangan sosok yang paling dia sayangi.
Ibunya meninggal dunia, dua minggu setelah ulang tahunnya yang ke-8.
“Aku tinggal di Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung, aku sendiri itu piatu dari umur 8 tahun jadi waktu kelas 2 SD, dan dua minggu setelah aku ulang tahun itu ibu aku meninggal.” Katanya.
Setelah kepergian ibunya, Sheva tinggal bersama neneknya.
Sang nenek membesarkan Sheva dengan penuh kasih sayang, dan membiayai Sheva hingga SMA.
“Setelah ibuku meninggal, aku tinggal bersama nenek yang membiayaiku hingga SMA. Ayahku menikah lagi, dan sejak itu aku tidak lagi dibiayai dan jarang bertemu,” katanya.
Tantangan di Lingkungan Baru
Sepeninggal sang bunda, Sheva pindah sekolah di tempat neneknya mengajar.
Sheva menghadapi tantangan sosial di lingkungan sekolah barunya.
Di sekolah yang baru, Sheva kerap mendapat prasangka buruk. Banyak temannya menganggap, nilai pelajaran bagus yang dia peroleh adalah hasil campur tangan dari neneknya, yang menjadi guru di sekolah tersebut.
Namun, Sheva tidak menyerah. Sheva membuktikan kemampuannya dengan cara, menjadi juara Ujian Nasional di sekolahnya, dan berhasil meraih peringkat ke-11 tingkat kecamatan.
“Setelah ibuku meninggal, aku pindah ke sekolah baru di mana nenekku menjadi guru. Teman-teman mengira nilai bagusku karena nenekku, sehingga aku dikucilkan. Akhirnya, aku ngebuktiin kemampuanku, dengan meraih nilai ujian nasional tertinggi di sekolah dan peringkat 11 di Kecamatan.” Katanya.
Masa sulit di SMA dan titik balik
Memasuki SMA, Sheva mengalami masa-masa sulit, terutama ketika pademi COVID-19.
Masalah keluarga, kesulitan finansial, dan tekanan sosial, membuat Sheva sempat mengalami mental health. Sheva bahkan sempat berada di peringkat tiga terbawah di kelasnya.
“Saat kelas 2 SMA di masa pandemi, aku sempat mengalami masalah mental akibat konflik keluarga. Aku merasa sangat sendiri, hingga mendapat peringkat tiga dari bawah. Bahkan, guruku pernah mengatakan aku tidak akan jadi apa-apa, karena keluargaku bermasalah. Saat itu, juga aku belum bisa membayar SPP selama hampir setahun.” Katanya.
Namun, hal itu tidak membuat Sheva menyerah dan larut dalam kesedihan. Sheva bangkit dengan caranya sendiri. Sheva mencoba mengikuti kompetisi Duta, dan akhirnya berhasil lolos hingga tingkat nasional.
“Hal itu sempat membuatku sangat terpuruk, tetapi aku bangkit dengan mengikuti kompetisi duta. Alhamdulillah, aku berhasil lolos hingga tingkat nasional. Aku membuktikan diri melalui prestasi, bukan sekadar balasan kata-kata.” Katanya.
Perjuangan Meraih Prestasi
Perjuangan Sheva dalam meraih prestasi membuahkan hasil yang gemilang.
Beberapa prestasi yang berhasil Sheva raih yaitu. Juara 1 Duta Muda Indonesia 2023, Juara 1 Duta Muda Jawa Timur 2023, Juara 2 Anti Narkoba Kabupaten Tulungagung 2024, dan Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Program Studi KPI UIN Satu Tulungagung.
Prestasi ini membuktikan bahwa kerja keras dan konsistensi Sheva mampu mengatasi segala rintangan dalam perjalanannya.
Perjalanan Sheva menjadi mahasiswa berprestasi penuh dengan tantangan dan pengorbanan. Dia harus belajar hidup mandiri, di luar kota, dan belajar hingga larut malam, hingga melalui tekanan berat.
“Ini proses yang bener-bener sulit banget. Aku sampai nangis, belajar sampai malam dan sampai konsumsi obat biar bisa tidur. Karena aku berproses sendiri tanpa bantuan siapapun. Aku juga harus survive ke luar kota sendiri, bahkan sampai pindah provinsi, itu hal yang sulit banget. Tapi Alhamdulillah dari proses itu aku dapat pengalaman. Intinya percaya sama proses aja, karena tuhan bakal ngebantu sesuai dengan effort kita.” Katanya
Selain itu, Sheva berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari UIN Satu Tulungagung. Meskipun sempat gagal masuk PTN Impian. Sheva percaya bahwa UIN Satu Tulungagung merupakan tempat terbaik, baginya untuk berkembang.
“Aku masuk UIN SATU karena, aku dapat beasiswa full sampai aku lulus. Juga karena waktu itu aku ditolak di PTN Impian aku. Tapi di sisi lain, itu karena aku di Tulungagung lebih bisa berkembang. Di Tulungagung kan lingkupnya masih kecil dan masih perdesaan dan kabupaten. Jadi kalau di sini itu aku lebih bisa menonjol dan berkembang dan berproses mesikupun sulit banget.” Katanya.
Motivasi Sheva menjadi seorang berpretasi, tidak hanya untuk dirinya sendiri. Tetapi juga untuk membanggakan almarhum ibunya.
“Aku ingin ibuku bangga sama aku, meski dia sudah tidak ada. Itu motivasi terbesarku,” katanya.
“Buat kalian yang ingin berproses, jangan takut gagal. Coba dulu, karena kita gak pernah tahu hasilnya sebelum mencoba. Meski sulit dan banyak rintangan, percaya saja pada proses, karena Tuhan akan membantu sesuai usaha kita,” pungkasnya.
(firdausy Fajarina/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Sheva Millanisty Hendriana
Putra Daerah Tulungagung
putra daerah
kecamatan Kalidawir
tribunmataraman.com
Kabupaten Tulungagung
UIN Satu Tulungagung
Jadi Lulusan Terbaik Polinema, Farah Ayu Mufida Persembahkan Aplikasi Pajak untuk Mahasiswa |
![]() |
---|
Raih IPK 3,96 di Politeknik Negeri Malang, Sely Diterima Bekerja di BPJS Kesehatan |
![]() |
---|
Hanif Jadi Lulusan Terbaik Polinema, Ridho Orangtua dan Konsistensi Jadi Kunci Sukses |
![]() |
---|
Arizqa Novi Ramadhani, dari Keluarga Sederhana Sukses Menjadi Wisudawati Terbaik UNAIR |
![]() |
---|
Kania Mahasiswi FISIP UNAIR Lewat Ketekunan Raih Kesempatan Magang Berdampak di Perpusnas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.