Kasus PMK di Kabupaten Kediri
Cegah Penyebaran PMK, Dinas DKPP Tutup Pasar Hewan di Kabupaten Kediri Termasuk Tertek Pare
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri segera menutup Pasar Hewan untuk cegah penyebaran wabah PMK
Penulis: Isya Anshori | Editor: faridmukarrom
TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Tim Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri menggelar sosialisasi sebelum penutupan pasar hewan yang akan di mulai pada besok Senin (13/1/2025).
Sosialisasi ini menyasar para penjual, peternak dan pembeli di pasar hewan.
Momen penutupan ini menjadi penting sebelum penutupan pasar hewan di seluruh wilayah Kabupaten Kediri, termasuk Pasar Hewan Tertek Pare.
Penutupan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi pemerintah dalam mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terus meningkat di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menjelaskan bahwa pasar hewan menjadi salah satu tempat dengan potensi penularan PMK tertinggi.
"Pasar hewan adalah tempat berkumpulnya banyak ternak, khususnya sapi, yang rentan terhadap penularan PMK. Penutupan ini diharapkan dapat mengurangi lalu lintas ternak dan menekan penyebaran penyakit," ujar Tutik, Minggu (12/1/2025).
Baca juga: Hujan Deras Picu Banjir di Area Dekat Bandara Kediri, Tujuh Rumah Tergenang
Dari pantauan hari ini, aktivitas di pasar hewan terlihat menurun. Banyak peternak yang mulai memahami risiko penularan PMK di area tersebut. Sebagai bagian dari upaya ini, DKPP telah memasang portal dan banner pemberitahuan penutupan pasar hingga 25 Januari 2025.
"Kami juga sosialisasikan kepada para pedagang, peternak dan pembeli agar bisa mematuhi aturan supaya penyebaran PMK di Kabupaten Kediri bisa ditekan," jelasnya.
DKPP memastikan bahwa setiap pasar hewan diawasi ketat oleh petugas. Para pengawas bertugas memberikan informasi kepada masyarakat terkait penutupan ini serta mengarahkan peternak agar tidak membawa ternak mereka ke pasar selama masa penutupan.
Langkah penutupan ini merupakan bagian dari strategi Pemkab Kediri dalam mengendalikan wabah PMK. Diharapkan, dengan kerja sama semua pihak, situasi akan kembali normal dan sektor peternakan dapat pulih seperti sedia kala.
"Pengawasan di setiap pasar menjadi tanggung jawab pengawas setempat. Kami berkomitmen untuk memastikan kebijakan ini berjalan efektif," imbuh Tutik.
Di tempat yang sama, Imam Romadhon (46) salah seorang peternak sapi asal Kandangan, menyambut baik adanya penutupan pasar hewan. Ia memahami bahwa langkah ini diperlukan untuk mencegah penyebaran PMK.
"Harga sapi memang turun drastis. Biasanya Rp 15 juta, sekarang hanya sekitar Rp 11,5 juta. Tapi saya setuju dengan penutupan ini demi kebaikan bersama. Semoga penyebaran PMK bisa segera teratasi," harap Imam.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.