Cerita Kopi
Punya Karakter Rasa Unik, Kopi Arabika Lereng Arjuno Sukses Tembus Pasar Eropa dan Asia
Kopi Arabika yang terletak di Gunung Arjuno Jawa Timur kini sudah merambah pasar ekspor Eropa dan Asia karena karakter rasanya yang unik
TRIBUNMATARAMAN.COM | MALANG - Kopi Arabika yang terletak di Gunung Arjuno Jawa Timur kini sudah merambah pasar ekspor Eropa dan Asia.
Karakter rasa yang unik, membuat Kopi Arabika Lereng Gunung Arjuno banyak diminati di pasar mancanegara.
Seperti Kopi yang dimiliki Kelompok Tani Organik Sumber Makmur Abadi (Sumadi) di Desa Jatiarjo Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Dalam setahun, Sumadi Kopi mampu menghasilkan 12 ton kopi spesial taste.
Produksi ini mengalami peningkatan, setelah dapat pembinaan dan pelatihan dari Bank Indonesia Malang berupa alat produksi dan green house sejak 2018 lalu.
Budidaya kopi ini dilakukan secara agroforestri, yakni kombinasi tanaman perkebunan tanaman kehutanan dan tanaman pertanian.
Hal ini dilakukan untuk menjaga keberlanjutan dari kopi yang ditanam di lereng Gunung Arjuno ini.
"Sebenarnya lokasi yang kami pilih tadinya itu lahan kritis,"
"Kemudian kami tutupi kanopi dengan green house ini, itu bisa membuat 100 ton karbon yang bisa diserap untuk tanaman kopi," ucap Ketua Kelompok Tani Organik Sumadi, Nur Hidayat pada Jumat (13/12/2024).
Yang menjadi daya tarik dari kopi lereng gunung Arjuno ini adalah cita rasanya yang seimbang.
Antara keasaman kopi dan juga rasa pahit kopi dari itu sendiri.
Hal ini yang membuat Sumadi Kopi banyak mendapatkan permintaan pasar dari luar negeri.
Terutama dari Korea Selatan untuk pasar Asia, dan Swiss untuk pasar Eropa.
"Taste kami ini lebih ke cream dan rasa buahnya yang kuat, tapi creamy ini yang menjadi keunggulannya,"
"Selain itu kopi Arjuno ini terkenal balance gak asam dan gak pahit,"
"Karena orang luar negeri itu suka yang rasa soft yang berimbang," ungkapnya.
Sumadi Kopi ini ditanam di ketinggian 1.500 MDPL.
Kopi ini ditanam di kebun seluas 54 hektar dengan 54 petani.
Untuk produksinya ada di 20 hektar lahan dan 30 hektar sisanya untuk proses penanaman.
Setiap satu hektarnya memiliki 2.000 pohon kopi.
Setiap pohonnya memiliki usia 4 tahun yang bisa menghasilkan 20 kg biji kopi.
Ada tiga prinsip yang dilakukan oleh kelompok tani Sumadi ini, yakni pengembangan ekonomi, keberlanjutan ekologi dan pengembangan sosial.
Seperti dalam pengembangan ekonomi, setiap petani memiliki omset hingga Rp 200 juta setiap kali panen.
Jumlah tersebut terbagi menjadi Rp 50 juta untuk operasional di masa tunggu setahun, lalu yang Rp 150 juta sebagai simpanan untuk target pengembangan.
"Dampak pengembangan ini dapat menyerap tenaga kerja di kawasan Desa kami lintas usia. Dipastikan di desa kami tidak ada yang menganggur dan semua menggarap kopi," ungkapnya.
Dahulunya para petani di sana hanya memiliki beberapa pohon kopi saja dengan penghasilan minim.
Kebanyakan petani hanya menanam sayur mayur saja.
Lalu setelah mengenal konsep agroforestri ini, para petani bisa mandiri secara ekonomi melalui kopi yang kini menjadi komoditas utama dan potensial.
Ditambah lagi dengan pembinaan dari BI Malang, termasuk green house untuk memaksimalkan kopi.
"Adanya green house ini kami bisa memenuhi pesanan pasar internasional. Karena mereka meminta kopi spesial taste yang single origin, yakni prosesnya ini yang mampu menjaga konsistensi rasa kopi," tandasnya.
(rifky edgar/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Kopi arabika lereng arjuno
tribunmataraman.com
Kopi Sumadi
Kabupaten Pasuruan
Kelompok Tani Organik Sumber Makmur Abadi
Ngopi, Melukis, dan Melepas Penat di Kedai Baswara: Tempat Nongkrong Rasa Terapi di Pare Kediri |
![]() |
---|
Warung Kopi Kampoeng Sawah di Kediri, Sajikan Kuliner Lokal dengan Nuansa Pedesaan |
![]() |
---|
Cerita Kopi Arabika Kobra di Gunung Wilis Tulungagung yang Kini Tinggal Tersisa 100 Pohon |
![]() |
---|
Cerita Kafe D’Pare Van Java Sajikan Konsep Unik Lewat Perpaduan Kopi dan Musik |
![]() |
---|
Kopi Demit, Kedai Modern Pertama di Pare yang Tetap Bertahan dengan Cita Rasa Otentik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.