Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Protes Jalan Rusak Tak Segera Diperbaiki , Pedagang Sayur Keliling Geruduk Kantor DPRD Trenggalek 

Ratusan masyarakat dan pedagang sayur melancarkan aksi demo di depan gedung DPRD Trenggalek sebagai wujud protes jalan rusak. Berikut selengkapnya

|
Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
IST
Ratusan masyarakat dan pedagang sayur keliling ramai-ramai geruduk Kantor DPRD Trenggalek pada Senin (18/11/2024). 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Ratusan masyarakat dari Kecamatan Dongko dan Kecamatan Munjungan menggeruduk Kantor DPRD Trenggalek di Jalan A Yani, Kelurahan Surodakan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Senin (18/11/2024).

Mereka menggelar aksi sebagai wujud protes rusaknya jalan yang menghubungkan Desa Masaran, Kecamatan Munjungan dengan Desa Pandean, Kecamatan Dongko via Hutan Plumpit.

Dari massa yang datang, terdapat 20 tukang sayur keliling atau yang biasa disebut tukang etek ikut datang membawa sepeda motor lengkap dengan gerobaknya.

Baca juga: Jalan Rusak di Munjungan Trenggalek Puluhan Tahun Tak Kunjung Diperbaiki, ini Alasan Dinas PUPR

Berbagai tulisan tertempel di gerobak sayur yang sehari-hari mereka gunakan, mulai dari 'Dalan Ajur Ra Iso Tuku Sayur'  (Jalan hancur tidak bisa jualan sayur), hingga sindiran kepada pejabat Trenggalek 'Golek Bukti Ra Golek Janji' (Cari bukti, bukannya cari janji).

Mereka tidak berorasi di depan Gedung DPRD Trenggalek, melainkan memilih untuk langsung bertemu dengan anggota DPRD Trenggalek serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mewakili.

Perwakilan warga, Mei Wahyudin menceritakan, jalanan hutan plumpit yang menghubungkan dua kecamatan tersebut rusak parah sepanjang 3 kilometer.

"Kami sering melaksanakan kerja bakti untuk tembel-tembel dan itu kami minta dari masyarakat umum terutama tukang etek, masyarakat yang sering ke pasar legi dan pasar pon kemudian masyarakat yang sering lewat kami mintai bantuan," kata Mei, Senin (18/11/2024)

Menurut warga Kecamatan Munjungan tersebut, jalanan hutan plumpit sangat vital bagi masyarakat Kecamatan Munjungan dan Kecamatan Dongko terutama untuk bekerja dan bertani.

"Dari arah Dongko ke Munjungan saja, tukang etek yang sebelum Subuh sudah melewati jalan itu ada 20 orang lebih, belum lagi petani, dan masyarakat umum yang beraktivitas di siang harinya," jelas Mei.

Jalan penghubung antar kecamatan tersebut sebenarnya selalu mendapatkan perhatian dari pemerintah kabupaten berupa rehabilitasi jalan, pada tahun ini juga ada pembangunan jembatan di sisi Desa Masaran, Kecamatan Munjungan.

"Namun, yang parah 3 kilometer tersebut malah tidak disentuh sama sekali, padahal beberapa kali ada orang jatuh karena rusaknya jalan tersebut, selain itu waktu tempuh juga menjadi lebih lama dua kali lipat," terang Mei.

Hasil dari Rapat Dengar Pendapat (RDP) tersebut pemerintah menyanggupi untuk menganggarkan kembali ruas jalan tersebut senilai Rp 500 juta, namun menurut Mei hal tersebut percuma karena tidak bisa menyelesaikan total 3 kilometer yang rusak.

"Harapan kami ya diperbaiki total 3 kilometer itu, karena kalau dicicil yang diperbaiki lebih dahulu sudah rusak duluan padahal ruas yang 3 kilometer tersebut belum tuntas," pungkasnya.

(Sofyan Arif Candra/tribunmataraman.com)

editor: Intan Nur Azizah 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved