Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Pembinaan Kelompok Peternak Jadi Kunci Menjaga Produksi Susu dan Telur di Tulungagung

Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Tulungagung, produksi susu selama 2023 50.734.567 kg.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
Tribunmataraman.com/david yohanes
Seorang peternak setor susu ke salah satu pengepul susu di Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Tulungagung, produksi susu selama 2023 50.734.567 kg.

Produksi ini berasal dari sapi perah sebanyak 49.635.325 kg dan susu kambing 1.099.241 kg.

Peternakan sapi perah terbesar ada di Kecamatan Sendang, Kecamatan Pagerwojo, dan sebagian kecil di Kecamatan Rejotangan.

Sedangkan produksi telur selama 2023 mencapai 69.558.068 kg.

Produksi telur dari ayam buras sebanyak 1.291.880 kg, ayam ras petelur 61.049.554 kg, telur itik 5.289.677 kg, telur burung puyuh 1.788.732 kg dan telur entok 138.225 kg.

Peternakan penghasil petelur ini terbanyak ada di Kecamatan Sumbergempol, Kecamatan Rejotangan dan Kecamatan Ngunut.

Kepala Disnakkeswan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto, mengatakan pihaknya selalu berusaha meningkatkan produksi peternakan.

Salah satunya melalui pembinaan pada kelompok peternak menganak penerapan good farming practice (GFP) atau pedoman budidaya ternak yang baik dan benar.

“Kita perkuat kelembagaan melalui kelompok-kelompok peternak. Lewat kelembagaan ini kami lakukan pembinaan,” jelasnya.

Disnakkeswan kerap melakukan pelatihan budidaya ternak yang baik dan benar.

Selain itu pelatihan juga terkait pembuatan pakan ternak yang berkualitas.

Disnakkeswan juga melakukan pengawasan dan pemeriksaan mutu pakan ternak pada peternak dan produsen pakan ternak.

“Pakan yang diedarkan di toko pakan juga kami awasi untuk memastikan hanya pakan yang bermutu untuk mendukung produksi yang dipasarkan,” sambung Mulyanto

Untuk menjaga kualitas hewan ternak, Disnakkeswan melakukan pengawasan mutu bibitnya.

Pengawasan ini meliputi semen beku untuk sapi perah, dan day old chick (doc) untuk ayam petelur.

Dan yang tak kalah penting adalah memastikan kesehatan hewan ternak.

“Perlu usaha pencegahan dan penanggulangan penyakit hewan. Jika hewan ternak sehat, produksi akan terjaga,” tegas Mulyanto.

Layanan kesehatan hewan ternak ini antara lain berupa vaksinasi dan biosecurity untuk melindungi hewan ternak dari agen penyakit menular.

Salah satu upaya adalah penempatan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di Nglutung, Kecamatan Sendang.

Puskeswan ini melayani sentra utama sapi perah, yaitu Kecamatan Sendang dan Pagerwojo.

“Personel Puskeswan ini yang menjadi ujung tombak untuk peningkatan SDM dan meningkatkan produksi di basis-basis peternakan,” papar Mulyanto.

Untuk produksi telur, Disnakkeswan sangat menekankan pembentukan asosiasi yang berbadan hukum.

Hal ini terkait dengan penyaluran jagung bersubsidi untuk pakan ayam petelur dari pemerintah.

Di saat harga jagung tinggi, Disnakkeswan membantu memfasilitasi agar subsidi jagung bisa disalurkan sesuai sasaran.

“Penyaluran bisanya lewat asosiasi yang berbadan hukum. Karena itu kami mendorong pembentukannya,” pungkas Mulyanto.

 (David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved