Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Angka Kebakaran Tembus 91 Kejadian, Damkar Tulungagung Soroti Kebakaran Hutan Yang Disengaja

Diketahui Angka Kebakaran Tembus 91 Kejadian, Damkar Tulungagung Soroti Kebakaran Hutan Yang Disengaja

Penulis: David Yohanes | Editor: faridmukarrom
ist
Diketahui Angka Kebakaran Tembus 91 Kejadian, Damkar Tulungagung Soroti Kebakaran Hutan Yang Disengaja. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Tulungagung telah menangani 91 kebakaran sejak awal Januari hingga 16 Oktober 2024.

Jumlah ini sudah melewati kejadian selama tahun 2023 lalu yang tercatat ada 77 kebakaran.

Sebelumnya sudah terjadi 59 kebakaran sejak Januari hingga awal September 2024.

Dengan demikian terjadi 32 kebakaran dalam rentang waktu 1,5 bulan saja.

“Jadi angka kejadiannya tahun ini sudah melebihi tahun lalu. Padahal ini masih ada dua setengah bulan lagi di tahun 2024,” ujar Kasi Operasional Damkar Dinas Damkarmat Kabupaten Tulungagung, Bambang Pidekso.

Baca juga: Sempat Jadi Buron, Apriliana Akhirnya Jadi Tersangka Korupsi Program PNPM Mandiri di Pagerwojo

Tambahan kejadian kebakaran terbanyak masih dari pembakaran sampah yang ditinggal.

Api dari tumpukan sampah ini merembet ke semak belukar dan membakar  rumpun pohon bambu.

Selain itu personel Dinas Damkarmat juga memadamkan kebakaran hutan yang lokasinya dekat dengan permukiman warga.

“Setidaknya sudah ada 7 kebakaran hutan yang terpaksa kami padamkan. Karena risikonya membahayakan rumah warga,” sambung Bambang.

Sebenarnya banyak kejadian kebakaran hutan yang dilaporkan warga.

Namun petugas Damkarmat tidak merespons semuanya karena terkendala lokasi.

Petugas hanya akan melakukan penyekatan api jika lokasinya bisa dijangkau dan dekat dengan permukiman saja.

“Terakhir kejadian kebakaran hutan di Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat. Itu sudah mendekat ke kandang milik warga,” ungkap Bambang.

Sebagai petugas pemadam kebakaran, Bambang meyakini mayoritas kebakaran hutan karena disengaja.

Ia menjelaskan, meskipun sepanas-panasnya cuaca namun suhunya tidak akan mencapai titik bakar daun kering.

Kebakaran bisa terjadi juga di alam ada refleksi alami pada sinar matahari, sehingga perannya seperti lup.

“Kondisi ini sangat sulit terjadi di alam, kecuali ada benda seperti botol beling yang dibuang, lalu menjadi semacam lup yang mengakumulasi panas sinar matahari. Itu baru bisa membakar daun kering,” katanya,

Panas juga bisa timbul karena gesekan kayu kering, namun harus ada tekanan.

Gesekan dengan tekanan ini sulit terjadi dalam situasi normal di alam.

Selain itu gesekan antar kayu kering dengan tekanan ini juga harus ada di dekat benda-benda yang mudah terbakar.

“Jadi nyaris mustahil jika secara alami muncul api. Pasti ada campur tangan manusia,” tegas Bambang.

Apalagi banyak kebakaran hutan terjadi pada saat sudah malam, saat matahari sudah tidak bersinar.

Munculnya api saat malam hari dimungkinkan karena kesengajaan manusia, salah satunya membuang puntung rokok.

Bara api dari puntung rokok akan membesar dengan lambat, sehingga untuk memunculkan kobaran api membutuhkan waktu beberapa jam.

“Gas metana yang terjadi di alam bisa bisa memicu kebakaran. Tapi gas metana tidak mungkin terjadi di lingkungan yang sangat kering,” pungkasnya.

Tudingan kebakaran hutan kerap diarahkan kepada para pencari rumput.

Mereka berharap bekas lahan yang terbakar akan langsung tumbuh rumput baru saat hujan turun.

Selain itu penggarap lahan untuk berladang juga menjadi pihak yang dicurigai. 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved