Kabupaten Blitar
Profil Kabupaten Blitar: Sejarahnya Dapat Ditelusuri Dalam Kitab Negarakertagama
Kabupaten Blitar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sejarahnya dapat ditelusuri di Kitab Negarakertagama
TRIBUNMATARAMAN.COM | BLITAR - Kabupaten Blitar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Kabupaten Blitar memiliki pusat pemerintahan di Kecamatan Kanigoro.
Pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Blitar tercatat sebanyak 1.223.745 jiwa, dengan kepadatan penduduk mencapai 770 jiwa per kilometer persegi.
Secara geografis, Kabupaten Blitar berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang di utara.
Di sebelah timur, berbatasan dengan Kabupaten Malang, sementara di selatan berbatasan dengan Samudra Hindia.
Di sebelah barat, berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri.
Di bagian utara, Kabupaten Blitar berbatasan langsung dengan Kabupaten Kediri.
Kabupaten Blitar dan kabupaten Kediri juga berbagi wilayah Gunung Kelud yang memiliki ketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut.
Gunung ini merupakan salah satu gunung berapi strato yang masih aktif di Pulau Jawa.
Bagian selatan Kabupaten Blitar dikenal sebagai penghasil kaolin dan dilalui oleh Pegunungan Kapur Selatan.
Beberapa pantai terkenal di wilayah ini antara lain Pantai Tambakrejo, Serang, dan Jalasutra.
Blitar, baik kota maupun kabupaten, berada di kaki Gunung Kelud di Jawa Timur, sedangkan bagian timur Kabupaten Blitar berada di kaki dan lereng Gunung Kawi dengan ketinggian tertinggi mencapai 2.551 meter di atas permukaan laut.
Gunung Kawi juga menjadi batas alami dengan Kabupaten Malang.
Sungai Brantas yang mengalir dari timur ke barat membelah Kabupaten Blitar menjadi dua bagian, yaitu utara dan selatan.
Di Kabupaten Blitar, aliran Sungai Brantas mendapat tambahan unsur-unsur penting, sehingga wilayah dataran rendah aluvial yang dilewatinya, seperti Tulungagung dan Kediri, menjadi sangat subur. Di Blitar juga terdapat tiga waduk/bendungan, yaitu Bendungan Serut (Lodoyo), Wlingi, dan Selorejo.
Sejarah
Tiga wilayah subur, yaitu Malang, Kediri, dan Mojokerto, seolah dibentuk oleh Sungai Brantas sebagai pusat kekuasaan, sesuai dengan teori Natural Seats of Power yang dikemukakan oleh pakar geopolitik Sir Halford Mackinder pada tahun 1919.
Teori ini terbukti benar karena kerajaan-kerajaan besar di Jawa Timur, seperti Kerajaan Kediri, Singosari, dan Majapahit, semuanya mendirikan ibu kota mereka di sekitar aliran Sungai Brantas.
Saat ini, Kediri dan Malang dapat diakses melalui tiga jalur utama yaitu Mojosari, Ngantang, dan Blitar. Namun, di masa lalu, hanya jalur melalui Mojosari atau Blitar yang digunakan untuk menuju Kediri atau Malang, karena jalur Ngantang masih dianggap terlalu berbahaya, seperti yang dikemukakan oleh J.K.J. de Jonge dan M.L. van de Venter pada tahun 1909.
Jalur utara yang melewati Mojosari pada masa itu juga sulit dilalui karena banyaknya daerah rawa di sekitar muara Sungai Porong. Di tempat ini pula, Laskar Jayakatwang yang mengejar Raden Wijaya pada tahun 1292 gagal menangkapnya akibat medan yang terlalu sulit. Oleh karena itu, jalur melalui Blitar lebih disukai karena lebih mudah dan aman, didukung oleh kondisi alam yang lebih landai.
Pada masa lalu, Blitar menjadi jalur utama yang menghubungkan Dhoho (Kediri) dengan Tumapel (Malang) karena merupakan rute tercepat dan termudah.
Kitab Negarakertagama
Pendapat bahwa Kabupaten Blitar merupakan wilayah perbatasan antara Dhoho dan Tumapel dapat diambil dari salah satu kisah dalam Kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca.
Dalam kitab tersebut, disebutkan bahwa Raja Airlangga meminta Empu Bharada untuk membagi Kerajaan Kediri menjadi dua, yaitu Panjalu dan Jenggala.
Empu Bharada melaksanakan perintah tersebut dengan menuangkan air kendi dari ketinggian, dan air itu konon berubah menjadi sungai yang memisahkan kedua kerajaan.
Meskipun lokasi dan nama sungai tersebut belum pasti hingga sekarang, beberapa sejarawan berpendapat bahwa sungai yang dimaksud adalah Sungai Lekso (yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Kali Lekso), berdasarkan analisis etimologis yang merujuk pada nama sungai dalam Kitab Pararaton.
Kitab Pararaton
Dalam Kitab Pararaton, diceritakan bahwa pasukan Daha yang dipimpin oleh Raja Jayakatwang berniat menyerang Kerajaan Singosari yang dipimpin oleh Raja Kertanegara melalui jalur utara (Mojosari).
Sementara itu, pasukan yang bergerak melalui jalur selatan digambarkan dalam kitab dengan kalimat saking pinggir Aksa anuju in Lawor... anjugjugring Singosari pisan, yang berarti "dari tepi Aksa menuju Lawor... langsung menuju Singosari."
Kata "Aksa" diduga merujuk pada Kali Aksa, yang kemudian berubah menjadi Kali Lekso. Pendapat ini diperkuat oleh peta abad ke-17, yang mencatat bahwa "...di sebelah timur sungai Lekso adalah wilayah Malang, dan di sebelah baratnya adalah wilayah Blitar."
Candi
Blitar memiliki peran penting dalam kegiatan keagamaan, terutama Hindu, pada masa lalu karena lokasinya yang strategis.
Lebih dari 12 candi tersebar di seluruh wilayah Blitar, dan yang paling terkenal adalah Candi Penataran, yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok.
Menurut sejarah, Candi Penataran dulunya merupakan candi negara atau candi utama kerajaan. Pembangunannya dimulai pada masa Raja Kertajaya, yang mempersembahkan tanah sima untuk pemujaan sira paduka bhatara palah pada tahun Saka 1119 (1197 Masehi).
Nama "Penataran" kemungkinan besar bukan nama candinya, melainkan merujuk pada statusnya sebagai candi utama kerajaan.
Di Bali, candi-candi pusat juga disebut penataran, seperti Pura Panataransasih. Seorang ahli berpendapat bahwa "natar" berarti pusat, sehingga Candi Penataran bisa diartikan sebagai candi pusat.
Di sebelah timur Candi Penataran terdapat Candi Plumbangan, yang berada di Kecamatan Doko dan juga dijadikan objek wisata oleh masyarakat setempat.
Daftar Kecamatan
Kabupaten Blitar terdiri dari 22 kecamatan, 28 kelurahan, dan 220 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Provinsi Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Blitar mencapai 1.219.092 jiwa dengan luas wilayah 1.336,48 km⊃2;, menghasilkan kepadatan penduduk sekitar 912 jiwa per km⊃2;.
Daftar Kecamatan di Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Bakung (11 Desa)
2. Kecamatan Binangun (12 Desa)
3. Kecamatan Doko (10 Desa)
4. Kecamatan Gandusari (14 Desa)
5. Kecamatan Garum (5 Desa)
6. Kecamatan Kademangan (14 Desa)
7. Kecamatan Kanigoro (10 Desa)
8. Kecamatan Kesamben (10 Desa)
9. Kecamatan Nglegok (10 Desa)
10. Kecamatan Panggungrejo (10 Desa)
11. Kecamatan Ponggok (15 Desa)
12. Kecamatan Sanankulon (12 Desa)
13. Kecamatan Selorejo (10 Desa)
14. Kecamatan Selopuro (8 Desa)
15. Kecamatan Srengat (12 Desa)
16. Kecamatan Sutojayan (4 Desa)
17. Kecamatan Talun (10 Desa)
18. Kecamatan Udanawu (12 Desa)
19. Kecamatan Wates (8 Desa)
20. Kecamatan Wlingi (4 Desa)
21. Kecamatan Wonodadi (11 Desa)
22. Kecamatan Wonotirto (8 Desa)
Ekonomi
Perekonomian masyarakat Kabupaten Blitar saat ini masih didominasi oleh sektor pertanian, perikanan, dan peternakan.
Kabupaten ini merupakan salah satu pusat produksi telur terbesar di Indonesia, dengan kemampuan memasok 70 persen kebutuhan telur di Jawa Timur dan berkontribusi sekitar 30 persen terhadap pasokan telur nasional.
Aliran Sungai Brantas dan Sungai Lekso, yang didukung oleh dua bendungan (Wlingi dan Serut), memberikan sistem pengairan yang sangat baik dan efektif di Blitar.
Sistem pengairan ini mendukung sektor pertanian, khususnya dalam produksi beras dan jagung, terutama di dataran rendah yang banyak dialiri sungai, seperti di Kecamatan Sanankulon, Garum, dan Talun.
Kabupaten Blitar juga dikenal sebagai penghasil sayuran seperti cabai dan kentang yang tumbuh di Kecamatan Panggungrejo dan Binangun, wilayah yang tinggi namun kering.
Di Kecamatan Gandusari dan Nglegok, yang berada di dataran tinggi dan beriklim sejuk, terdapat produksi kubis dan tomat. Selain itu, Kabupaten Blitar menghasilkan buah-buahan seperti pepaya di Kecamatan Sanankulon, nanas di Kecamatan Ponggok, serta rambutan dan manggis di Kecamatan Nglegok.
Di sektor perkebunan, kakao ditanam di Kecamatan Bakung dan Doko, sedangkan kopi dan teh berkembang di wilayah dataran tinggi, seperti Kecamatan Nglegok dan Gandusari yang terletak di lereng selatan Gunung Kelud, serta Kecamatan Wlingi, Doko, Kesamben, dan Selorejo di lereng selatan Gunung Kawi.
Tanaman tebu juga tumbuh di Kecamatan Udanawu, Srengat, Ponggok, dan Binangun, sementara hutan industri jati dikelola oleh Perum Perhutani di wilayah tandus dan berkapur di selatan Sungai Brantas, khususnya di Kecamatan Bakung, Kademangan, dan Sutojayan.
Dalam sektor perikanan, terdapat budi daya perikanan air tawar seperti ikan koi, uceng, gabus, dan mujair yang sebagian besar terdapat di Kecamatan Srengat, Kesamben, dan Wlingi.
Perikanan laut dan tambak udang windu berkembang di Kecamatan Bakung, Wates, Panggungrejo, dan Wonotirto.
Aliran lava dari Gunung Kelud membawa manfaat lain, selain menyuburkan tanah, juga menyediakan material bangunan berupa batu pecah dan endapan pasir sungai yang sering dikirim ke berbagai daerah di Jawa Timur.
Di sektor industri, masyarakat Kabupaten Blitar terlibat dalam industri kecil dan menengah seperti produksi opak gambir, gula merah, sambal pecel, serta kerajinan kayu yang tersebar di berbagai kecamatan. Ada juga pengolahan minyak kenanga dan minyak asiri dari daun cengkih dan daun nilam di Kecamatan Doko. Industri besar meliputi pabrik rokok di Kecamatan Sanankulon, peternakan dan pengolahan susu sapi di Kecamatan Wlingi, pengolahan teh di Kecamatan Gandusari, dan pabrik gula di Kecamatan Binangun.
Berikut adalah beberapa tempat wisata di Kabupaten Blitar:
Wisata Alam
Air Terjun Coban Wilis
Air Terjun Jurug Bening
Air Terjun Laweyan
Air Terjun Sirah Kencong
Air Terjun Tirto Galuh
Air Terjun Umbul Waru
Bukit Bunda
Gua Embultuk
Pantai Gondo Mayit
Pantai Jolosutro
Pantai Pangi
Pantai Peh Pulo
Pantai Serang
Pantai Tambakrejo
Perkebunan Teh Siah Kencong
Telaga Rambut Monte
Wisata Edukasi dan Taman Rekreasi
Blitar Park
Bendungan Wlingi Raya
Bendungan Serut
Hutan Wisata Kaloka
Kampung Cokelat
Kebun Kopi Karanganyar
Kebun Teh Sirah Kencong
Penangkaran Rusa dan Hutan Wisata Maliran
Soko Adventure
Wisata Sejarah
1. Candi Gambarwetan
2. Candi Penataran
3. Candi Plumbangan
4. Candi Kotes
5. Candi Rambut Monte
6. Candi Sawentar
7. Candi Mleri
8. Candi Simping
9. Gong Kyai Pradah
10. Monumen Trisula
Wisata Budaya
1. Barongan
2. Jaranan
3. Larung Sesaji Pantai Tambakrejo
4. Reog Ponorogo
5. Reog Bulkiyo
6. Wayang Kulit
(haniffa aulia anshari/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Profil Kabupaten Blitar
tribunmataraman.com
Kitab Negarakertagama
Luas Kabupaten Blitar
asal-usul kabupaten Blitar
Gunung Kelud
batas wilayah kabupaten blitar
Pantai di Kabupaten Blitar
Kali Pertama Bupati Blitar Rijanto Mutasi Pejabat Pemkab, Ratusan Orang Kena |
![]() |
---|
Perempuan Jadi Korban Begal di Hutan Jati Sutojayan Blitar, Sepeda dan Tas Dirampas |
![]() |
---|
Proyek Pembangunan Jalan di Kabupaten Blitar Belum Dimulai Hingga Agustus |
![]() |
---|
Usulan Anggaran Pembangunan Pasar Kesamben Blitar Dapat Lampu Hijau dari Pusat |
![]() |
---|
Pemkab Blitar Usulkan 1.713 Orang Jadi PPPK Paruh Waktu ke Menpan RB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.