Ibadah Haji 2024

32 Jamaah Haji Embarkasi Surabaya Meninggal Dunia di Tanah Suci, Terbanyak Karena Serangan Jantung

Sepanjang pelaksanaan ibadah haji 2024, hingga 21 Juni 2024, sebanyak 32 jamaah haji asal embarkasi Surabaya meninggal di Tanah Suci. 

Editor: eben haezer
ist
Petugas Masjid Nabawi saat membawa jenazah ke area Pemakaman Baqi usai Disalatkan di Masjid Nabawi 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Sepanjang pelaksanaan ibadah haji 2024, hingga 21 Juni 2024, sebanyak 32 jamaah haji asal embarkasi Surabaya meninggal di Tanah Suci. 

Sementara total jemaah haji Indonesia yang wafat hingga tadi malam sebanyak 193 orang.

"Korban jemaah yang meninggal dari Embarkasi Surabaya sebagian besar karena serangan jantung," jelas Kepala Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK Surabaya), Rosidi Roslan, Jumat (21/6/2024).

Dia menjelaskan, dari 32  jemaah haji asal Embarkasi Surabaya yang meninggal, sebanyak 2 orang meninggal dunia di Madinah, 5 orang di Mina, 24 orang di Makkah, dan 1 orang meninggal dunia di Arafah. 

BBKK meenyebut telah melakukan pemeriksaan medis dan laik terbang sebelumnya.

Berdasarkan laporan, mereka yang meninggal para lansia yang punya riwayat penyakit jantung dan pernapasan. Penyebabnya karena faktor kelelahan dan udara panas di tanah suci.

Selain jantung juga jemaah mengalami sakit nafas hingga gangguan sirkulasi (syok) sehingga meninggal dunia di tanah suci. Oleh karena itu pihaknya akan terus memantau kondisi jemaah haji dari Embarkasi Surabaya yang akan tiba di tanah air, Sabtu (22/6) malam.

BBKK juga akan melakukan mitigasi saat nantinya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada jemaah. Jemaah yang sakit langsung dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis setelah turun dari pesawat.

Balai besar kesehatan itu menyiapkan 10 unit ambulan dan tenaga medis sebanyak 65 orang setiap hari. Persiapan sarana dan prasarana kegawatdaruratan kesehatan menjadi hal penting dan krusial mengingat pada pelaksanaan ibadah haji, jemaah banyak yang lansia dan memiliki faktor risiko yang tinggi.

Jemaah haji yang pulang akan dideteksi dan dilakukan surveilans penyakit menular yang menyerang sistem pernafasan. Seperti flu melalui metode swab antigen untuk deteksi covid-19. Juga pengiriman sampel ke laboratorium untuk deteksi virus lain.

“Kita juga akan melakukan swab ke semua Jemaah haji yang sakit dengan gejala
demam, batuk pilek. Tapi jangan takut, ini merupakan prosedur kewaspadaan, agar kita bisa memetakan jenis penyakit menular yang masuk ke Indonesia dari luar negeri termasuk dari tanah suci," tuturnya.

Swab dilakukan pada Jemaah haji yang terdeteksi thermal scanner dengan suhu tubuh 38 derajat celcius, atau secara visual bergejala batuk pilek.

(Faiq Nuraini/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved