Kecelakaan Rombongan Study Tour

Pj Gubernur Jatim Tanggapi Kecelakaan Maut Rombongan Study Tour SMP PGRI 01 Wonosari Malang

Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menanggapi kecelakaan maut bus rombongan study tour SMP PGRI 01 Wonosari, Kabupaten Malang.

Editor: eben haezer
Ist
anggota PJR Polda Jatim melakukan olah TKP di lokasi kecelakaan bus rombongan Studi Tur SMP PGRI 1 Wonosari Malang menabrak truk pengangkut gabah di Tol Jombang-Mojokerto, KM 695.400 jalur A, pukul 23.45 WIB, Selasa (21/5/2024). 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menyampaikan rasa prihatin atas kecelakaan bus rombongan siswa SMP PGRI 01 Wonosari, Kabupaten Malang, yang menyebabkan 2 orang meninggal dunia, Selasa (21/5/2024) malam. 

Kecelakaan itu terjadi KM 695.400 Tol Jombang Mojokerto Selasa (21/5/2025) malam.

Dalam wawancara usai pengukuhan Ketua Mabida Pramuka Jatim di Gedung Negara Grahadi, Rabu (22/5/2024), Adhy menegaskan bahwa kecelakaan ini harus menjadi evaluasi bersama.

Baca juga: Study Tour SMP PGRI 1 Wonosari Malang yang Berujung Maut, Sudah Jadi Tradisi Tahunan

Kata dia, studi tur sekolah memang ada nilai pentingnya. Namun yang harus lebih diutamakan adalah keselamatan rombongan.

“Tentu kami turut prihatin dengan laka bus yang membawa rombongan siswa SMP asal Malang tersebut. Padahal belum hilang dalam ingatan kita sebelumnya juga terjadi di daerah lain luar Jatim. Ini tentunya menjadi evaluasi kita bersama,” kata Adhy.

Lebih lanjut ia menegaskan memang bupati atau walikota memiliki kebijakan tersendiri dalam mengatur sistem dan mekanisme pelaksanaan studi tur ataupun wisata luar daerah.

Untuk itu ia ingin agar kepala derah di kabupaten kota memberikan konsen yang lebih terhadap prosedur dan standar keamanan dan keselematan rombongan terutama jika menggunakan angkutan skala besar.

“Bupati Walikota punya kebijakan masing-masing memang. Ya studi tur memang penting tapi tetap yang harus jadi nomor satu adalah keselamatan dan kemanan. Tentu kami akan evaluasi ke depan. Dan sebenarnya Dinas Pendidikan Jatim juga sudah melakukan langkah-langkah itu,” imbuh Adhy.

Sejauh ini Adhy mengatakan bahwa Pemprov Jatim tidak melarang kegiatan studi tur. Sebab ia menegaskan bahwa setiap studi tur atau kegiatan rombongan wisata luar daerah memang memiliki manfaat tertentu. Namun ia meminta untuk dilakukan secara profesional.

“Tolong gunakan angkutan atau jasa transportasi yang terstandar. Dan pastikan tidak melalui medan yang sulit,” tegasnya.

Pihaknya pun sudah meminta Dinas Perhubungan Jatim untuk melakukan pengetatan untuk pengawasan izin operasional PO bus dengan memastikan safety dari setiap armadanya.

“Dishub sudah rutin melakukan uji kir sebenarnya. Tapi kecelakaan itu kan ada yang faktor kendaraan ada yang faktor orang,” tegas Adhy.

Di sisi lain, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jatim, Nyono sejatinya telah mengambil sikap tegas menyikapi banyaknya kejadian kecelakaan yang melibatkan kendaraan angkutan pariwisata yang terjadi saat kegiatan study tour pelajar.

Dinas Perhubungan Jatim bahkan telah berkomimten untuk melakukan peningkatan keselamatan angkutan pariwisata di Jawa Timur dengan menerbitkan surat edaran terkait penyelenggaraan pengajian, study tour melalui sekolah, kegiatan Pondok Pesantren maupun Perguruan Tinggi dan seluruh warga masyarakat.

Nyono menegaskan bahwa Pemprov Jatim tidak melarang kegiatan tersebut di atas dilakukan. Akan tetapi prosedur keselamatan harus dilakukan secara lebih komprehensif.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved