Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Meriahnya Tradisi Labuh Laut di Teluk Prigi Trenggalek, Ribuan Pasang Mata Melihat

Tradisi Labuh Laut Larung Sembonyo di Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, berlangsung meriah, Selasa (21/5/2024).

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
Tribunmataraman.com/sofyan arif candra
Tumpeng Raksasa Upacara Adat Labuh Laut Larung Sembonyo, di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Tradisi Labuh Laut Larung Sembonyo di Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, berlangsung meriah, Selasa (21/5/2024).

Ribuan pasang mata antusias menyaksikan tradisi tahunan warga Kecamatan Watulimo tersebut. 

Upacara dimulai dengan mengarak buceng atau tumpeng setinggi tiga meter dari Kantor Kecamatan Watulimo menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Nusantara.

Arak-arakan tumpeng tersebut dikemas menyerupai karnaval budaya. Di barisan terdepan diisi oleh para sesepuh dan pemerhati budaya yang diikuti oleh dua tumpeng yang dikawal dengan puluhan bregada atau prajurit.

Di belakangnya, jajaran Forpimda Trenggalek juga ikut mengiringi tumpeng, mulai dari Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, hingga Wakapolres Trenggalek, Kompol Mohamad Khoiril.

Sesampainya di TPI, dua tumpeng tersebut didoakan oleh para sesepuh yang diikuti oleh seluruh warga Teluk Prigi. Budayawan setempat juga ikut menceritakan bagaimana babat alas atau asal muasal Kecamatan Watulimo terbentuk.

Setelah itu, barulah kedua tumpeng ditarik ke tengah lautan yang diiringi oleh puluhan perahu nelayan lalu dilepas di tengah teluk.

Panitia Labuh Laut Larung Sembonyo, Wanto menuturkan Labuh Laut Larung Sembonyo merupakan tradisi tahunan warga Teluk Prigi.

"Acara Labuh Laut Larung Sembonyo ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, larung ini bukanlah sekadar tradisi tetapi sebuah wujud syukur yang mendalam dari hati nelayan," kata Wanto, Selasa (21/5/2024).

Wujud syukur tersebut dipanjatkan atas rezeki berupa tangkapan laut yang melimpah serta keselamatan yang diberikan kepada nelayan saat melaut.

Selain itu kebersamaan dan kerukunan satu profesi antar nelayan adalah anugerah tersendiri. Menurut Wanto pekerjaan nelayan bukanlah profesi yang ringan karena harus bertaruh nyawa dalam mengarungi lautan dan samudera.

Adanya solidaritas antar komunitas nelayan ini menurut Wanto sangat diperlukan terutama saat-saat genting di tengah lautan.

"Prigi ini tempat dimana mata pencaharian kita sebagai nelayan dimulai. Untuk itu kita bersatu dan bersama memohon kepada tuhan agar rezeki terus mengalir dan keselamatan terus membersamai kita," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved