Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung
Harunya Mbah Wiji Warga Tulungagung Bertemu Putrinya yang Dikabarkan Hilang Disapu Tsunami Aceh
Mbah Wiji (94), warga Tulungagung akhirnya bertemu dengan anak sulungnya yang dikabarkan hilang tersapu tsunami Aceh pada 2004 silam
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Mbah Wiji (94) warga Dusun Umbut Sewu, Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut, kabupaten Tulungagung, Jatim, menangis tersedu-sedu sambil memeluk Marmi (74).
Ibu dan anak ini baru bertemu lagi setelah lebih dari 30 tahun terpisah.
Bahkan Mbah Wiji menganggap Marmi sekeluarga sudah meninggal dunia tersapu tsunami Aceh tahun 2004.
Namun Marmi pulang bersama sejumlah anaknya dan membuat Mbah Wiji larut dalam keharuan.
"Anak yang selama ini tidak tahu keberadaannya tiba-tiba muncul," ucap Mbah Wiji yang masih enerjik, dengan mata berkaca-kaca penuh hari.
Ia mengaku selama ini selalu merindukan anak sulungnya itu.
Setiap kali pergi ke pasar, pandangannya selalu menelisik berharap bisa bertemu Marmi.
Demikian juga jika ada orang asing di lingkungannya, Mbah Wiji berharap itu adalah cucunya yang tersesat saat pulang.
"Sekarang sudah senang, bisa bertemu anak yang selama ini hilang. Saya ingat dulu anaknya 5, sekarang malah nambah cucu 19," katanya.
Marmi diketahui pergi ke Riau sekitar tahun 1975-1976.
Saat itu ia berangkat bersama suaminya, Samani dan dua anaknya, Sutrimo serta Suyadi yang berganti nama menjadi Yatimin.
Pada awalnya Marmi masih sering berkirim surat ke keluarganya di Kaliwungu.
Bahkan di tahun 1984 sempat pulang ke Tulungagung.
Namun di tahun 1990-an keduanya putus kontak.
Sampai kemudian terjadi bencana tsunami 2004 di Aceh, tersiar kabar keluarga Marmi ikut menjadi korban.
Mbah Wiji menganggap keluar Marmi sudah cures (habis semuanya).
Saat itu Mbah Wiji menggelar rangkaian selamatan untuk keluarga Marmi
Selamatan ini pernah dilaksanakan kali kedua, untuk mengenang keluarga Marmi.
Mbah Wiji berencana menggelar selamatan ketiga setelah lebaran ini.
"Sebenarnya lokasi kami jauh dari bencana tsunami. Tak tahu bagaimana kami dikabarkan jadi korban," ucap Suyadi (52), anak sulung Marmi.
sejak 2019 Marmi berusaha melacak kembali keluarganya di Tulungagung, namun tidak membuahkan hasil.
Salah satu cucunya kemudian menemukan akun Instagram Desa Kaliwungu, dan mengirim peran.
Pihak Pemerintah Desa Kaliwungu lalu mencoba menghubungkan kedua keluarga ini, hingga bisa saling tukar nomor telepon.
"Saya senang sekali karena ternyata masih bisa bertemu mbah (nenek). Ternyata saya masih punya nenek," ujar Suyadi dengan nada ceria.
Marmi pun tidak putus-putusnya memeluk sang ibu yang sudah renta.
Ia mengaku akan menghabiskan banyak waktunya bersama Mbah Wiji sebelum kembali ke Desa Bumbung, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten bengkalis, Riau.
"Dipuas-puasin bersama orang tua, lepas kangen dulu. Rencananya balik, karena rumahnya di sana (Riau)," katanya.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Wow, Desa Beji Tulungagung Punya Sekolah Setingkat SMA Terbanyak di Indonesia |
![]() |
---|
Modus Pinjam, Pemuda Ngunut Tulungagung Membawa Kabur Sepeda Motor Milik Teman Perempuan |
![]() |
---|
Aniaya Teman Kencan saat Nginap di Hotel Tulungagung, Warga Trenggalek Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Salurkan 300 Drum Aspal untuk Perbaikan Jalan di Tulungagung |
![]() |
---|
14 Desa di Tulungagung Masih Kosong Jabatan Kepala Desa, APDESI Dorong PAW |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.