Berita Terbaru Kabupaten Sampang 2024
Ilmuwan Perempuan Asal Sampang Madura Raih Penghargaan Internasional di Jerman
Ilmuwan Asal Sampang, Madura Menjadi Satu-Satunya Perwakilan Dari Indonesia Yang Meraih Penghargaan Internasional Di Jerman
TRIBUNMATARAMAN.COM|SAMPANG - Belakangan ini nama Sri Fatmawati SSi MSc PhD, pakar kimia asal Pandiyan, Kabupaten Sampang, Madura tengah viiral di media sosial.
Imuwan perempuan dari Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Fatma telah berhasil meraih penghargaan internasional bergengsi, Female Science Talents Intensive Track yang diberikan oleh yayasan Jerman, The Falling Walls Foundation.
Penghargaan diberikan kepada 20 perempuan berbakat lulusan doktor dari seluruh dunia di berbagai bidang ilmu.
Hebatnya, Sri Fatmawati menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia di antara 20 pemenang yang datang dari 15 negara berbeda, sekaligus menjadi ilmuwan perempuan Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar prestisius itu.
"Untuk penganugerahan pemenang secara langsung akan diserahkan di Berlin, Jerman, Mei mendatang,” ucap Sri Fatmawati, dikutip dari halaman resmi Humas ITS (its.ac.id).
Atas penghargaan tersebut, Fatma bersama pemenang lainnya memperoleh pendampingan karir, kesempatan berpartisipasi dalam acara tingkat tinggi di Berlin, Jerman serta perluasan relasi di taraf internasional dan meningkatkan pengakuan global.
Peraih Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2023 tersebut menuturkan bahwa penghargaan ini tidak menitikberatkan pada satu topik riset saja.
Intensive track ini lebih menilai dedikasi yang diberikan oleh para ilmuwan di bidangnya secara umum, namun pada seleksi penghargaan ini Fatma sendiri masih membawa konsentrasinya pada riset produk lokal Indonesia yang telah digelutinya selama 22 tahun, yakni jamu.
Dijelaskan Fatma, dalam riset yang termasuk ke dalam topik kimia bahan alam ini mempelajari berbagai hal terkait peningkatan kualitas bahan, bioaktivitas teknologi pembuatan jamu, pemberdayaan sumber daya petani hingga kolaborasi industri.
Peraih lebih dari 30 penghargaan dan anugerah kehormatan itu menilai bahwa melalui riset jamu, banyak fakta menarik yang ditemukan dan menepis stigma bahwa jamu hanya sekadar minuman tradisional yang kuno.
Salah satu produk jamu yang dikembangkannya adalah jamu MeniTemu, gabungan tanaman meniran dan temulawak.
Kandungannya filantin serta xantorizol yang mampu meningkatkan imunitas tubuh serta menjaga fungsi hati bagi yang mengkonsumsi.
“Selain MeniTemu, masih banyak produk jamu dengan bahan lainnya juga yang kami riset,” ujarnya
(Hanggara Pratama/Tribunmataraman.com)
Editor : Ahmad Alwan Zaydan (MG2)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.