Bentrok Perguruan Silat di Tulungagung

Ribuan Orang Anggota Perguruan Silat Bentrok di Depan Polsek Bandung Tulungagung

Dua kelompok massa perguruan silat terlibat keributan di depan Mapolsek Bandung, Kabupaten Tulungagung, Jumat (12/1/2024) malam

|
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
ist
Tangkap layar video bentrok perguruan silat di depan Mapolsek Bandung, Tulungagung, Jumat (12/1/2024) 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Dua kelompok massa perguruan silat terlibat keributan di depan Mapolsek Bandung, Kabupaten Tulungagung, Jumat (12/1/2024) malam

Kedua pihak mengerahkan ribuan orang hingga menutup Jalan Raya Bandung-Durenan.

Batu-batu beterbangan dari kedua arah, saling balas membalas.

Baca juga: Rumah Warga dan Sekolah Rusak Terdampak Bentrok Perguruan Silat di Depan Polsek Bandung Tulungagung

Seorang anggota TNI yang pernah bertugas di Papua menggambarkan, bentrok ini mirip perang suku di Papua.

“Bedanya kalau di Papua menggunakan panah, kalau di sini menggunakan batu untuk dilempar,” ucapnya.

Seorang warga bernama Agus mengatakan, bentrok terjadi mulai dari depan Markas Polsek Bandung hingga jembatan di utara kecamatan.

Massa pertama datang dari arah utara, sedangkan massa kedua datang dari arah selatan.

Mereka tidak secara langsung, namun saling jaga jarak dengan saling melempar batu.

“Saling balas, jadi massa bergerak ke utara begitu terdesak, ganti yang utara mendesak ke selatan,” ucap Agus.

Suasana mulai bisa dikendalikan setelah Polres Tulungagung mendapat bantuan personel Brimob Polda Jatim.

Menurut Kapolsek Bandung, Iptu Anwari, ada 3 peleton Brimob, masing-masing ditempatkan di Kecamatan Besuki, Campurdarat dan di Mapolsek Bandung.

Setelah Brimob turun tangan, massa benar-benar bisa diurai setelah Sabtu (13/1/2024) pukul 02.30 WIB.

“Ada 3 orang dimintai keterangan karena dicurigai sebagai penyulut kerusuhan. Lalu ada satu korban warga, dirawat di RSUD Campurdarat,” terang Anwari.

Kronologi Versi Polisi

Kapolsek menjelaskan, bentrok bermula saat massa perguruan pertama pulang dari Pengadilan Negeri (PN) Tulungagung, sekitar pukul 17.00 WIB.

Mereka baru saja memberi dukungan sidang praperadilan salah satu pelatih pencak silat yang ditetapkan sebagai tersangka.

Saat melintas di sekitar Desa Gandong, mereka diserang kelompok massa dari perguruan silat kedua.

“Saat itu massa perguruan pertama dilempari aneka benda keras, seperti batu sampai paving dan batu bata,” papar Anwari.

Massa perguruan pertama kemudian belas mengejar para pelemparnya.

Massa perguruan kedua kabur, namun dua sepeda motor tertinggal.

Massa perguruan pertama berniat membakar dua sepeda motor itu, namun dicegah oleh aparat.

“Kami lindungi, kami bawa ke Polsek Bandung. Kemudian saya telepon ke pimpinan perguruannya, supaya sepeda motor diambil sama pemiliknya tanpa syarat,” sambung Anwari.

Saat itu Anwari berniat memberi wejangan kepada dua pemilik sepeda motor itu, sebagai bentuk pembinaan.

Namun yang datang ke Polsek Bandung justru beberapa orang dari perguruan kedua, sementara pemilik motor tidak dihadirkan.

Anwari menolak dua sepeda motor itu diambil tanpa kedua pemiliknya.

Akhirnya kedua pemilik motor diantarkan sejumlah orang ke Polsek Bandung.

Setelah membuat surat pernyataan, sepeda motor dikembalikan tanpa syarat.

Namun Anwari menduga, ada salah satu tokoh yang melakukan provokasi pengerahan massa.

“Diisukan Polsek Bandung menahan dua sepeda motor tadi. Padahal kami yang melindungi sepeda motor itu supaya tidak dibakar, dan sudah kami kembalikan,” tegas Anwari.

Saat itu ada ribuan massa dari perguruan kedua mendatangi Polsek Bandung.

Mereka sempat sekitar 15 menit di depan Markas Polsek Bandung, lalu merangsek ke perkampungan warga.

Mereka menyerang permukiman desa Mergayu yang menjadi basis perguruan silat kedua.

Aksi ini direspons dengan pengerahan massa yang juga mencapai ribuan dari perguruan silat pertama.

Aksi saling serang pun terjadi antar dua massa beda perguruan pencak silat ini.

Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mencari pihak yang bertanggung jawab para kejadian ini.

“Ada lima sepeda motor yang kami amankan, salah satunya sepeda motor warga yang jadi korban pengeroyokan karena dikira dari perguruan lawan,” pungkas Anwari.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved