Pergantian Ketua PWNU Jatim
Soal Pencopotan Ketua PWNU Jatim: Gus Salam Bantah Rumor Bakal Jadi Pengganti KH Marzuki Mustamar
KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam menepis rumor yang menyebutkan dia bakal menjadi ketua PWNU Jatim menggantikan KH Marzuki Mustamar.
TRIBUNMATARAMAN.COM - KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam menepis rumor yang menyebutkan dia bakal menjadi ketua PWNU Jatim menggantikan KH Marzuki Mustamar.
"Tidak benar itu. Kabar ini adalah informasi yang mengarah ke adu domba," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al Risalah Mambaul Maarif Denanyar Jombang tersebut, Kamis (4/1/2024).
Cucu salah satu pendiri NU, Bisri Syansuri itu menegaskan, rumor itu beredar untuk mengadu domba dia dengan KH Marzuki Mustamar.
Baca juga: Sosok Ketua PWNU Jatim Pengganti Kiai Marzuki Mustamar Akan Diputuskan PBNU Hari ini, Dari Jombang?
"Iya itu adu domba. Arahnya memang kesana," katanya.
Ia menegaskan, dirinya akan satu arah dengan Kiai Marzuki.
"Saya ini menilai bahwa pencopotan Kiai Marzuki saja tidak prosedural. Bagaimana mungkin saya malah mau menggantikan beliau. Jadi ini adalah info liar, info adu domba. Dan sekali lagi saya tegaskan, saya selalu satu arah dengan kiai Marzuki," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan Surya.co.id (Group Tribun Jatim Network) bahwa menurut Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi, salah satu kriteria kandidat Ketua PWNU Jatim nantinya yakni, merupakan pengasuh pesantren asal Jombang serta merupakan pengurus di PWNU maupun PBNU.
"Kandidatnya (Pengasuh pesantren) dari Jombang," kata Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (31/12/23).
Ditunda
Sementara itu, rencana mengumumkan pengganti KH Marzuki Mustamar ditunda.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum memutuskan nama Ketua PWNU Jatim yang baru sekalipun telah menggelar rapat harian, Rabu (3/1/2024).
Sedianya, PBNU bakal membahas kekosongan Ketua PWNU Jatim dalam rapat harian di PBNU. Rupanya rapat tersebut tidak jadi memutuskan nama pengganti Kiai Marzuki.
"Tidak ditentukan saat ini, masih menunggu rapat gabungan," kata Ketua PBNU, KH Akh Fahrur Rozi saat dikonfirmasi dari Surabaya.
Belum lama ini, PBNU mencopot Kiai Marzuki dari posisi Ketua PWNU Jatim. Keputusan itu dituangkan dalam surat bernomor 274/PB.01/A.II.01.44/99/12/2023 yang dikeluarkan 16 Desember 2023 lalu. Keputusan itu ditandatangani Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekretaris Jenderal Saifullah Yusuf, Rais Aam KH Miftachul Akhyar, dan Katib Aam KH Akhmad Said Asrori.
Pasca keputusan itu, posisi Ketua PWNU Jatim saat ini lowong. Menurut Gus Fahrur, pembahasan posisi Ketua PWNU Jatim pengganti Kiai Marzuki masih akan dibahas dalam rapat gabungan.
"Akan diputuskan dalam Gabungan syuriyah tanfidziyah PBNU maksimal dua minggu lagi," terang Gus Fahrur yang juga Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang Malang ini.
Saat disinggung mengenai kandidat Ketua PWNU Jatim, PBNU masih menutup rapat. Peluang besarnya adalah jajaran dari PBNU. Sebab, Syuriah PWNU Jatim sudah menyerahkan penuh urusan nama ke PBNU. Kriteria ini menambah bocoran sebelumnya.
Dari isu yang beredar belum lama ini, salah satu kandidat adalah unsur pengasuh Pondok Pesantren asal Jombang. "Kemungkinan unsur PBNU, syuriyah PWNU Jatim sudah menyerahkan ke PBNU," urai Gus Fahrur.
Jika berdasar kriteria tersebut, terdapat sejumlah nama kandidat. Pertama adalah Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, KH Hasib Wahab Chasbullah atau Gus Hasib. Selain menjadi pengasuh salah satu pondok pesantren besar di Jombang, Gus Hasib juga merupakan salah satu Ketua PBNU saat ini.
Gus Hasib merupakan putra dari KH Abdul Wahab, seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang juga pendiri Nahdlatul Ulama dan Gerakan Pemuda Ansor serta Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 1947–1971. Penerima gelar Doktor Honoris Causa dari American World University ini juga saudara dari mantan Bupati Jombang, Mundjidah Wahab.
Kandidat kedua, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin. Seperti halnya dengan Gus Hasib, Gus Kikin juga merupakan salah satu Ketua PBNU saat ini. Gus Kikin merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng ke-8 setelah KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) yang wafat pada tahun 2020.
Kiai yang juga dikenal sebagai pengusaha minyak dan gas bumi tersebut juga memiliki ikatan keluarga dengan KH Anwar Manshur, Pengasuh Tertinggi Pondok Pesantren Lirboyo sekaligus Rais Syuriyah PWNU Jatim saat ini.
Selain sejumlah nama tersebut, figur yang juga punya peluang adalah Gus Fahrur sendiri. Gus Fahrur juga merupakan salah satu Ketua PBNU Bidang Keagamaan periode 2022-2027.
Kiai yang lahir di Malang ini juga merupakan Wasekjen MUI Pusat serta Ketua Yayasan Al-Qolam Malang. Selain ahli di bidang Pendidikan Islam, Gus Fahrur juga menguasai Ilmu Sosial dan Budaya, Pendidikan Pesantren dan Bahasa Asing Inggris dan Arab.
Hormat Sang Guru
Sementara itu, para santri, alumni, serta muhibbin menggelar pertemuan untuk menghormati KH Marzuki Mustamar, Rabu (3/1/2024) malam.
Kegiatan yang diberi nama Hormat Sang Guru itu digelar di Cemara Ballroom, Jalan Raya Karanglo, Kabupaten Malang.
Ketua panitia, Gus Ahmad Hadi Solehan mengatakan, kegiatan tersebut adalah gagasan alumni Ponpes Sabilurrosyad dari berbagai daerah, termasuk muhibbin dan santri.
"Kami, alumni, santri dan muhibbin malam berkumpul untuk hormat kepada sang guru kami (KH Marzuki Mustamar). Dukungan secara moral kami berikan, sebagai penghormatan kami memuliakan beliau," jelasnya.
Sebagai informasi, kegiatan tersebut digelar mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 23.40 WIB.
Terlihat, para tokoh hadir di acara tersebut, yaitu KH Abdussalam Shohib dan K H. Fahim Rouyani atau akrab disapa Gus Fahim. Dalam kegiatan tersebut, para tokoh yang hadir memberikan testimoninya terhadap sosok KH Marzuki Mustamar.
"Testimoni dari para alumni, santri, dan muhibbin terkait bagaimana beliau selama ini berjuang dan menjadikan kami seperti ini. Karena jasa-jasa beliau, kami bisa menjadi seperti sekarang ini," terangnya.
Dia membantah kegiatan tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap dicopotnya KH Marzuki Mustamar dari Ketua PWNU Jawa Timur.
"Jujur, kami tidak mengetahui tentang pencopotan ini. Bagi kami, kami mengadakan acara hormat sang guru ini murni kita menunjukkan, kita tidak peduli dengan semua jabatan yang ada di kiai. Sampai kiai tidak menjadi ketua PWNU pun, kami tetap sebagai alumni sebagai santri, muhibbin, tetap wajib hormat kepada beliau,"
"Kalau dikatakan apakah ini ada kaitan dengan pemberhentian kiai beberapa hari yang lalu, jujur iya. Tetapi kami tidak ada kesan untuk mengadakan perlawanan atau penolakan," bebernya.
Sementara itu, KH Marzuki menegaskan, ikhlas dan ridho terhadap segala yang terjadi. Khsusunya, terkait pemberhentian dirinya sebagai Ketua PWNU Jatim.
"Kami tidak tahu (kesalahan yang dilakukan hingga dicopot sebagai Ketua PWNU Jatim). Namun, kami menerima dan menghormati keputusan itu," ungkapnya.
Dirinya juga menanggapi, terkait acara Hormat Sang Guru yang digelar tersebut.
"Jadi, ini dadakan, terus inisiatif bukan dari kami. Kami kurang tahu, yang jelas sejak pagi mulai berdatangan alumni. kami kurang tahu, yang jelas tadi pagi itu mulai berdatangan alumni, ternyata ya acara ini," tandasnya.
(fikri firmansyah/bobby c koloway/kukuh kurniawan/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.