Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Disperindag Tulungagung Gelar Operasi Pasar Murah Rutin Tiap Senin dan Kamis di Halaman Kantornya

Hingga akhir tahun, Disperindag Tulungagung akan menggelar operasi pasar murah rutin, tiap Senin dan Kamis, di halaman kantornya

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Warga antre membeli beras murah dalam operasi pasar murah yang digelar Disperindag Tulungagung 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tulungagung menggelar operasi pasar di halaman kantornya di Jalan Ki Mangunsarkoro Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Kamis (9/11/2023).

Pelaksanaan operasi pasar ini berbeda, karena biasanya dilaksanakan di pasar-pasar tradisional

Menurut Sekretaris Disperindag Tulungagung, Dewi Brahmawanti, operasi pasar sudah rutin dilakukan sejak 2 bulan lalu.

“Setiap hari dari Senin sampai Kamis kami lakukan operasi pasar. Biasanya berpindah-pindah dari pasar ke pasar,” papar Dewi.

Operasi pasar di halaman kantor Disperindag ini juga disambut antusias warga.

Apalagi lokasinya di kawasan perkantoran, baik pemerintah maupun swasta.

Operasi pasar terbuka untuk umum, termasuk pada para pegawai pemerintahan.

“Siapa saja boleh belanja, hanya kami berlakukan nomor urut agar tertib. Jadi harus ambil nomor dulu, baru kemudian antre nomornya dipanggil,” sambung Dewi.

Komoditi yang paling banyak dicari warga adalah beras, minyak goreng dan gula.

Karena itu Disperindag memberlakukan pembatasan pembelian setiap warga yang belanja.

Untuk beras dibatasi 2 kasung, masing-masing karung seberat 5 kg, untuk minyak dibatasi 2 liter dan untuk gula dibatasi 2 kg.

“Kalau tidak dilakukan pembatasan, maka nanti yang belanja ke sini adalah pedagang. Padahal operasi pasar untuk membantu warga memenuhi kebutuhannya, bukan dijual lagi,” tegas Dewi.

Beras medium dijual Rp 52.000 untuk kemasan 5 kg, gula dijual Rp 14.000 per kg dan minyak dijual Rp 13.000 per liter.

Selain ketiga komoditi itu tidak dilakukan pembatasan, misalnya cabai.

Cabai rawit dijual Rp 60.000 per kilogram, sementara harga di pasar masih Rp 70.000 per kg.

Karena selisih harga itu cabai rawit banyak diserbu dan habis lebih dulu.

Stok 2 ton beras dari Bulog juga habis terjual hanya dalam waktu 3 jam saja.

Namun karena masih ada antrean warga yang belum kebagian, stok beras pun ditambah lagi.

“Pembelian beras memang dibatasi, tapi stok yang dijual di operasi pasar tidak dibatasi. Kalau kurang, Bulog sanggup untuk langsung menambah,” ungkap Dewi.

Operasi pasar ini digelar sejak  harga bahan pokok, utamanya beras mulai merangkak naik.

Disperindag akan menggelar operasi pasar sampai akhir 2023, sedangkan tahun 2024 akan dijadwal ulang.

Disperindag menggandeng Bulog untuk memasok beras, PG Mojopanggung untuk memasok gula dan Dinas Ketahanan Pangan untuk memasok minyak goreng.

Trimanto, warga Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Tulungagung jauh-jauh datang untuk belanja beras dan minyak.

Menurutnya, operasi pasar sangat membantu warga kecil mendapatkan bahan pangan murah.

Misalnya untuk minyak, selisih harganya bisa Rp 2000 per liter, sedangkan untuk beras selisih harga bisa mencapai Rp 20.000.

“Wah, sangat membantu rakyat kecil. Harganya pasti ada selisih dengan harga di pasaran,” ucapnya.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved