Gangster di Tuban

Bukan Dibegal, Remaja Lamongan yang Tangannya Putus Diduga Korban Gangster di Tuban

RA, remaja Lamongan yang tangannya putus, diduga bukan korban kejahatan begal, tetapi gangster di Tuban.

Editor: eben haezer
ist
RA sedang dirawat di salah satu RS di Kota Surabaya. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Sudah 4 hari, Wiwik dan putri sulungnya di RSUD dr Soetomo, Surabaya. 

Ibu 4 anak itu terus menjaga putrinya, RA (14), yang tangan kanannya putus karena diserang orang tak dikenal di kecamatan Widang, kabupaten Tuban. 

Sempat tersiar kabar bahwa remaja dari Kabupaten Lamongan itu menjadi korban begal. Namun perkembangan terbaru memperkuat dugaan bahwa dia diserang kawanan gangster. 

Baca juga: Tangan ABG Lamongan Putus Ditebas Begal Sadis di Tuban

Ditemui pada Jumat (3/11) sekira pukul 14.00, Wiwik terlihat sering bolak-balik dari ruang tunggu ke ruang ICU tempat anaknya dirawat.

Selang 1 jam kemudian, giliran putri sulungnya yang masuk. Perempuan bernama Icha tersebut, saat itu diminta dokter mendonorkan darah untuk adiknya.

Insiden yang dialami RA sungguh sangat mengerikan dan penuh teka-teki. Penyerang korban tidak bisa dikatakan begal karena tidak ada barang-barang berharga milik korban yang hilang. 

Ditambah lagi, minim saksi. RA pun ketika didesak oleh keluarganya mengaku tak ingat bagaimana kronologi kejadian yang menimpanya. Korban mengatakan baru sadar ketika tangannya putus ketika berada di Rumah Sakit BP Muhamadiyah Lamongan.

Insiden bermula ketika Rabu (1/11) sekira pukul 1 dini hari RA keluar dari rumah mengendarai sepeda motor matic tanpa berpamitan kepada orangtuanya. 

Dia rupanya pergi ke sebuah Desa Mangkat di wilayah Tuban.

Letak Desa Mangkat ini dekat dengan wilayah Lamongan. Hanya terpisah jembatan. Belum diketahui korban pergi ke sana menemui siapa. 

Dari sana korban kemudian menuju rumah. Di tengah perjalanan, korban mampir di sebuah pom bensin. Lalu dia melanjutkan perjalanan. Sampai di Desa Banjar, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban ada orang melihat korban berdiri di pinggir jalan.

Saat itu korban hanya diam tidak menangis. Lalu tangannya ditutupi jaketnya. "Orang yang melihat adik lalu mengantarkan ke Rumah Sakit BP Muhamadiyah Lamongan," ujar Icha.

Ketika korban sudah berada di rumah sakit baru kemudian pihak keluarga mengetahui kejadian tersebut. Dini hari itu korban langsung dirujuk ke RSUD dr Soetomo. Keluarga saat itu sangat panik sampai lupa mencari tahu siapa orang yang mengantarkan korban ke Rumah Sakit BP Muhamadiyah Lamongan.

Icha menduga adiknya merupakan korban salah sasaran dari kelompok gangster. Adik korban sehari-hari memang suka  berpenampilan tomboy. Misalnya dini hari itu adiknya mengenakan jaket hoodie dengan motif gambar berkarakter seram.

"Adik saya tidak bisa dikatakan korban begal. Dugaan saya yang menyerang adik adalah kelompok gangster. Mungkin emosi karena adik saya mengenakan hoodie yang motifnya cukup seram. Mungkin adik saya dikira musuh mereka," ujar Icha.

Salah seorang tetangga yang menjenguk korban mengatakan, sekitar wilayah kejadian memang terbilang cukup rawan.  Sering jadi jalur konvoi anak-anak muda sambil menenteng celurit. "Dua hari sebelumnya pun ada begal di sana. Semoga saja polisi bisa gerak untuk mengamankan pelaku dan menjaga kawasan rawan agar tidak ada lagi kejadian seperti ini," ucapnya.

(tony hermawan/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved