Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Selamatkan Penyu Dari Predator, Pokdarwis Pantai Sanggar Tulungagung Butuh Lokasi Penetasan Telur

Pokdarwis Pantai Sanggar di Tulungagung membutuhkan lokasi penetasan telur penyu yang aman dari predator seperti biawak

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Pelepasan tukik atau anak penyu di Pantai Sanggar Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Sejumlah 75 tukik atau anak penyu dilepas dari Pantai Sanggar di Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung, Selasa (29/8/223).

Tiga di antaranya adalah penyu hijau yang lolos dari predator alami, dan 72 ekor lainnya adalah penyu lekang.

Menurut Ketua Pokdarwis Pantai Sanggar, Lego Riyanto, ada empat pantai yang jadi lokasi bertelur penyu, yaitu Pantai Sanggar, Ngalur, Jung Pakis dan Pathuk Gebang. 

Baca juga: Konservasi Penyu di Pantai Kili-kili Trenggalek Jadi Tanda Ekosistem Terjaga Baik

"Pantai Sanggar dan Pantai Ngalur sudah sangat jarang. Yang paling banyak ada di Pantai Pathuk Gebang dan Jung Pakis," ujar Lego.

Lanjut Lego, ada empat jenis penyu yang ditemukan, yaitu penyu hijau, lekang, belimbing dan sisik 

Telur-telur penyu harus dievakuasi dari sarangnya karena risiko dimakan biawak sangat tinggi. 

Banyak telur penyu yang habis karena sarangnya digali biawak dan dimakan seluruhnya. 

Tiga penyu hijau yang dilepas adalah tiga butir telur yang tersisa setelah sarangnya dijarah biawak. 

Proses evakuasi juga dilakukan sebelum 24 jam, karena lewat 24 jam maka telur akan rusak.

Selanjutnya telur diletakkan di tempat penetasan buatan yang jauh dari rumah warga.

"Kalau menetas kami akan ambil air laut untuk sementara. Setelah siap baru semuanya dilepas ke laut," sambung Lego.

Dengan cara ini maka peluang menetas telur-telur penyu ini lebih tinggi. 

Selain biawak, musuh penyu lainnya adalah para pemburu atau pemancing yang tidak paham jika penyu adalah binatang dilindungi.

Namun seiring kesadaran masyarakat, sudah lama tidak ada penjarahan telur penyu atau penangkapan penyu yang sedang bertelur.

"Kalau dulu banyak yang mencuri telur penyu untuk dijual. Kadang induknya juga disembelih dan diambil dagingnya. Tapi sekarang sudah tidak ada," tegas Lego.

Pelepasan penyu kali ini bukan pertama kali yang dilakukan Lego dan kawan-kawan.

Namun kali ini banyak pihak terlibat sebagai bentuk komitmen dukungan konservasi penyu di Jengglungharjo.

Kabid Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Prawono Maruanto, pihaknya mencarikan para pihak yang peduli dengan konservasi penyu di Jengglungharjo.

"Konservasi tidak bisa kita lakukan sendiri, harus ada kolaborasi baik swasta maupun dari unsur pemerintahan," ujar Meru.

Di antara pihak yang digandeng untuk konservasi ini adalah Pertamina Patra Niaga-Bitumen Plant Gresik. 

Menurut Meru, upaya yang dilakukan salah satunya adalah membuatkan lokasi penetasan telur penyu

Nantinya telur penyu yang berhasil dievakuasi akan ditempatkan di lokasi penetasan ini agar aman dari jangkauan predator.

"Lokasinya nanti ada di Pantai Sanggar ini. Jadi telur-telur akan dijadikan satu di sini," tandas Meru. 

Sementara Wildan Andaru mewakili Operation Head Pertamina Patra Niaga-Bitumen Plant Gresik, mengatakan jika pelepasliaran tukik ini awal dari komitmen untuk mendukung upaya konservasi. 

Pihak Pertamina Patra Niaga-Bitumen Plant Gresik akan berkomunikasi dengan BBKSDA untuk menentukan bentuk bantuan yang akan diberikan. 

BBKSDA yang akan merumuskan secara teknis lokasi penetasan, sedangkan Pertamina Patra Niaga-Bitumen Plant Gresik akan membatu pembiayaan. 

"Tentu secara teknis BBKSDA yang memahami apa yang dibutuhkan. Setelah konsepnya jadi kami akan andil dalam pengembangan dan pendanaan," terang Wildan. 

Sebelumnya Pertamina akan lebih dulu membuat nota kesepahaman (MoU) dengan para pihak terkait, termasuk Pokdarwis Pantai Sanggar. 

 Wildan mengaku, pihaknya telah melihat komitmen warga sekitar untuk melakukan konservasi penyu.

Mereka sudah tidak ada lagi yang menangkap penyu maupun mengambil telurnya. 

"Perusahaan yakin komitmen ini akan berakibat baik untuk warga dan ekosistem di Jengglungharjo," pungkasnya. 

Selama ini Pokdarwis Pantai Sanggar melakukan patroli untuk mencari sarang telur penyu.

Mereka harus menembus hutan untuk mencapai lokasi Pantau Pathuk Gebang dan Jung Pakis.

Semua dilakukan secara mandiri demi menyelamatkan telur-telur penyu di wilayah desa mereka.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved