Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung
Kritik Ketua FKH Tulungagung: Warga Tulungagung Masih Suka Buang Sampah Sembarangan
Ketua Forum Komunitas Hijau Tulungagung mengkritik warga Tulungagung yang masih suka membuang sampah sembarangan hingga menyebabkan masalah serius
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tulungagung telah meluncurkan program Gerakan Tulungagung Sedekah dan Peduli Sampah (Get Splash).
Program ini mendorong masyarakat melakukan pemilahan sampah rumah tangga yang dihasilkan.
Sampah yang punya nilai ekonomis bisa disedekahkan melalui dropbox maupun layanan penjemputan.
Baca juga: Pantai Gemah Penuh Sampah, Pengelola Keluhkan Para Pihak Yang Dapat Dana Sharing Namun Tak Peduli
DLH berharap program ini bisa mengurangi 5-10 persen sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Ketua Forum Komunitas Hijau (FKH) Tulungagung, Karsi Nero Sutamrin, berharap program ini bukan sekedar seremonial.
Menurut Karsi, Tulungagung menghadapi masalah persampahan yang sangat serius.
“Saat ini masih banyak tempat pembuangan sampah liar. Warga membuang sampah di tempat-tempat terbuka,” ungkap aktivis lingkungan penerima penghargaan Kalpataru Penyelamat Lingkungan 2018 ini.
Timbunan sampah liar ini bisa dilihat antara lain di Kalitelu perbatasan Kecamatan Gondang dan Kabupaten Trenggalek, tepi jalan menuju Pantai Popoh, di utara patung KB Kecamatan Boyolangu dan di Bandung.
Maraknya timbunan sampah ini karena kesadaran masyarakat Tulungagung masih rendah.
Mereka berlaku seenaknya tanpa mempedulikan pencemaran lingkungan akibat sampah yang dibuangnya.
“Sampah ini mencari teman. Kalau ada satu saja yang membuang di satu titik, yang lain pasti akan mengikuti,” ucap Karsi.
Biasanya pelaku pembuang sampah ini bukan warga setempat.
Mereka datang dengan sepeda motor, atau sambil lalu kemudian melemparkan sampah begitu saja.
Masih menurut Karsi, rendahnya kesadaran ini juga terjadi di tingkat pemerintahan desa.
Ia mencontohkan, ada peraturan bupati yang mengamanatkan pembuatan tempat penampungan sampah di setiap desa.
Selain itu juga ada amanat membuat sekurangnya satu bank sampah di setiap desa.
Namun ternyata sampai saat ini banks sampah baru ada 20, tidak sebanding dengan total 257 desa dan kelurahan di Kabupaten Tulungagung.
“Apalagi tempat penampungan sampah sementara di tingkat desa, jumlahnya bisa dihitung dengan jari,” tegas Karsi.
Karena itu Karsi berharap pemerintah menggalakkan sosialisasi pengolahan sampah ke masyarakat.
Selama kesadaran masyarakat rendah, maka akan terus bermunculan timbunan sampah liar di tempat umum.
Apalagi saat ini muncul masalah pelik dengan banyaknya sampah popok serap yang dibuang warga.
“Popok serap ini yang sulit diurai dan mencemari mayoritas perairan kita. Popok sudah jadi masalah lingkungan yang serius,” katanya.
Sampah juga merusak citra pariwisata di Kabupaten Tulungagung.
Berton-ton sampah dari Trenggalek dan Tulungagung masuk ke Bendungan Niyama di Kecamatan Besuki.
Saat debit air tinggi pintu bendungan harus dibuka untuk mengurangi beban sekaligus mencegah banjir.
Saat itulah sampah masuk ke Teluk Popoh dan terbawa ombak ke berbagai arah.
Pantai andalan seperti Popoh, Sidem, Midodaren, Gemah, Bayem dan Klatak menjadi lokasi mendapatnya sampah.
Keberadaan sampah ini membuat wisatawan tidak nyaman, dan mengalihkan tujuan berwisata.
“Pihak pengelola wisata sudah mengeluarkan uang jutaan untuk membersihkan sampah. Selama masyarakat masih gemar buang sampah sembarangan, pantai kita akan terus dibanjiri sampah,” pungkas Karsi.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
warga Tulungagung suka buang sampah sembarangan
Forum Komunitas Hijau Tulungagung
Get Splash
Karsi Nero Sutamrin
Wow, Desa Beji Tulungagung Punya Sekolah Setingkat SMA Terbanyak di Indonesia |
![]() |
---|
Modus Pinjam, Pemuda Ngunut Tulungagung Membawa Kabur Sepeda Motor Milik Teman Perempuan |
![]() |
---|
Aniaya Teman Kencan saat Nginap di Hotel Tulungagung, Warga Trenggalek Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Salurkan 300 Drum Aspal untuk Perbaikan Jalan di Tulungagung |
![]() |
---|
14 Desa di Tulungagung Masih Kosong Jabatan Kepala Desa, APDESI Dorong PAW |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.