Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung
Satpol PP Tulungagung Ajari Anak-anak SMP Bagaimana Menghadapi Pengamen dan Pengemis yang Meresahkan
Satpol PP Tulungagung melakukan sosialisasi mengenai Perda Ketentraman dan Ketertiban Umum di sekolah-sekolah.
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Satpol PP Tulungagung melakukan sosialisasi mengenai Perda Ketentraman dan Ketertiban Umum di sekolah-sekolah.
Salah satu materi yang disampaikan adalah tentang Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dan pedagang kaki lima.
Menurut Kabid Trantibum Satpol PP Tulungagung, Agung Setyo Widodo, sudah ada 10 SMP yang menjadi sasaran sosialisasi.
Baca juga: Razia Pengamen dan Pengemis di Tulungagung Makin Gencar, Sembilan Orang Diamankan
“Kita ketahui PPKS ini menjadi sumber keluhan warga secara luas. Karena itu kami berikan pengetahuan kepada para siswa,” terangnya.
Lanjut Agung, diharapkan para siswa ini punya pemahaman sejak ini tentang keberadaan PPKS dan gangguan yang ditimbulkannya.
Setelah paham mereka juga diharapkan mau membagikan pengetahuannya kepada anggota keluarga yang lain.
Jika pemahaman masyarakat tentang PPKS sudah baik, maka semakin mudah melakukan pembinaan.
“Tidak hanya para siswa namun juga para guru. Kami minta untuk menyampaikan juga ke keluarga,” ucap Agung.
Sebelumnya Satpol PP bersama TNI dan Polri terus melakukan razia PPKS, seperti pengamen, pengemis, badut jalanan dan manusia silver (perak).
Namun razia ini ternyata kurang efektif, karena masih ada warga yang memberikan uang kepada mereka.
Sementara di lain sisi, banyak warga yang melapor dan mengeluhkan keberadaan PPKS di banyak simpang empat di wilayah Tulungagung.
“Ada yang mengeluh PPKS ini sangat mengganggu, tapi kenyataan di lapangan masih banyak yang memberi mereka uang,” ungkap Agung.
Karena sering dirazia, pada PPKS ini pindah jam operasional pada sore dan malam hari.
Bahkan sejumlah simpang empat di daerah pinggiran kini juga menjadi lokasi mangkal PPKS.
Agung kembali menegaskan, agar warga tidak memberikan yang, meski dianggap nilainya sangat kecil.
“Yang membuat mereka kembali ke jalan karena masih ada yang memberi uang. Mereka nyaman menjadi PPKS karena mendapat uang dengan cara mudah,” tegasnya.
Selama operasi PPKS gabungan bersama TNI dan Polri, Satpol PP Tulungagung telah mendata 323 PPKS.
Dari jumlah itu, 90 persen di antaranya berasal dari luar wilayah Tulungagung.
Mereka datang ke Tulungagung karena warga Tulungagung terkenal gemar memberi.
“Selama masih diberi uang mereka akan kembali ke Tulungagung. PPKS banyak dikeluhkan karena mengganggu ketertiban umum, terutama arus lalu lintas,” pungkas Agung.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Mencuri Sepeda Motor di Tempat Kos, Pemuda Karangtalun Tulungagung Ditangkap di Rumahnya |
![]() |
---|
Pemuda 19 Tahun di Tulungagung Sudah Bobol Lima Rumah, Kini Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
Sidarling, Kerja Sama PN Tulungagung dan Pemkab Mendekatkan Layanan ke Masyarakat |
![]() |
---|
Bupati Tulungagung Cari Solusi untuk Tenaga Honorer Belum Jadi PPPK |
![]() |
---|
Kades Nonaktif Kradinan Dituntut 3,5 Tahun Penjara atas Korupsi Rp 711 Juta, Bendahara Desa Buron |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.