Berita Terbaru Kabupaten Kediri

Perubahan Nama Koesno Menjadi Soekarno Diklaim Terjadi di Kediri

Perubahan nama Bung Karno, dari Koesno menjadi Soekarno, diklaim terjadi di Kediri, persisnya di rumah masa kecil bung Karno di Desa Pojok

Penulis: Didik Mashudi | Editor: eben haezer
ist
Bung Karno 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Perubahan nama Bung Karno, dari Koesno menjadi Soekarno, diklaim terjadi di Kediri, persisnya di rumah masa kecil bung Karno di Desa Pojok, kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. 

Hal ini disampaikan Kushartono, ketua Harian Situs Persada Sukarno. 

Dia menjelaskan, ada sumber buku yang menyebut perubahan nama Bung Karno, dari Koesno menjadi Soekarno, terjadi di Kediri. Informasi itu diperkuat dengan pengakuan dari putra Bung Karno. 

Dijelaskan Kushartono, pengakuan resmi dari keluarga Bung Karno serta ada piagamnya. Dalam piagam ini tertulis, "Penghargaan setinggi-tingginya diberikan kepada Rumah Masa Kecil Bung Karno dan tempat perubahan nama Koesno menjadi Soekarno di Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur".

"Sehingga disebutkan dalam piagam penghargaan yaitu Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Ini kan bumi Kediri, jadi nama Soekarno dari bumi Kediri,” jelas Kushartono, Jumat (9/6/2026). 

Dari buku-buku sejarah, Soekarno memang lahir dengan nama Koesno.

Karena sakit-sakitan, nama Koesno kemudian diganti menjadi Soekarno hal ini disinggung sekilas dalam buku “Penyambung Lidah Rakyat” karya Cindy Adams. 

Dalam buku yang berisi hasil wawancara wartawan Amerika yang pernah bertugas di Jakarta pada 1960-an itu, Bung Karno mengatakan: “Aku memulai hidup ini sebagai anak yang sakit-sakitan. Aku terkena malaria, disentri, semua penyakit dan setiap penyakit. Bapak berpikir, namanya tidak cocok. Kita harus memberikan nama lain supaya tidak sakit-sakitan lagi.” jelas Bung Karno dalam buku yang ditulis Cindy Adams.

Kisah tentang penyakit dan perubahan nama Koesno menjadi Soekarno ini dibeber panjang lebar dalam buku Candradimuka karya Dian Sukarno yang diberi pengantar oleh Guruh Soekarno Putra.

“Dalam buku itu ada judul khusus “Koesno menjadi Soekarno pada bab VII halaman 169 sampai 190,” jelas Kushartono.

Selain itu ada dua penghargan atau peresmian. Pertama, tahun 2015 peresmian Ndalem Pojok sebagai Situs Persada Sukarno ke-IV di Indonesia setelah Bengkulu, Ende dan Jakarta diberikan oleh Guruh Sukarno Putra.

"Kemudian tahun 2017 piagam penghargaan atas perubahan nama dari Koesno menjadi Soekarno ditandatangani oleh Toto Surawan Soekarno Putra,” jelasnya.

Sebagai generasi bangsa yang harus menjunjung tinggi jasa-jasa para pahlawan khususnya pahlawan Proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia, diharapkan pemerintah pusat memperhatikan daerah terkait sejarah Bapak Bangsa.

“Jas merah, semoga kita tidak melupakan sejarah, termasuk generasi muda jangan buta sejarah. Kami berharap pemerintah  memperhatikan khusus terhadap Kabupaten Kediri, sebab banyak sejarah terpendam terkait Bapak Bangsa kita Soekarno. Sang Proklamator, sang penggali Pancasila, sang pendiri Negara Republik Indonesia," harapnya .

(didik mashudi/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved