Ibadah Haji 2023

Tutorial Naik Haji dengan Berjualan Sate Ala Mesiyah Warga Ponorogo

Tutorial Mesiyah seorang penjual Sate dari Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo berangkat naik haji tahun 2023..

|
Editor: faridmukarrom
Pramita Kusumaningrum/Tribunmataraman
Tutorial Mesiyah seorang penjual Sate dari Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo berangkat naik haji tahun 2023. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Berikut tutorial naik haji dengan cara berjualan sate ala warga Ponorogo.

Diketahui seorang Penjual sate di Ponorogo, Mesiyah (53) akhirnya bisa mewujudkan cita-cinta naik haji. Dia mendaftar haji pada tahun 2015 lalu,

Mesiyah yang diketahui merupakan warga Kampung Sate, Jalan Barito, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo tergabung kloter 10 embarkasi Surabaya.

Direncanakan Mesiyah akan berangkat ke asrama haji Sukolilo Surabaya pada 27 Mei 2023 nanti.

Baca juga: Masih Lincah dan Bugar, Apa Resep Panjang Umur Ala Calon Jamaah Haji Tertua Dari Trenggalek?

Baca juga: Resep Panjang Umur Ala Mbah Akad, Jemaah haji Tertua Dari Tulungagung yang Berusia 103 Tahun

Saat ditemui di rumahnya, Mesiyah sedang menyiapkan dagangannya. Dia terlihat telaten memotong daging ayam lalu menusuk sate. Untuk masalah membakar, dia serahkan kepada sang suami, Darni

“Alhamdulillah saya setiap hari menyisihkan hasil penjualan sate untuk ditabung. Tabungan itu untuk naik haji,” kisah Mesiyah saat membuka percakapan dengan Tribunmataraman.com.

Menurutnya, dia menyisihkan ketika modal berjualan dan keperluan sehari-hari cukup. Kemudian sisanya ditabung untuk ongkos naik haji,

Tutorial Mesiyah seorang penjual Sate dari Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo berangkat naik haji tahun 2023.
Tutorial Mesiyah seorang penjual Sate dari Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo berangkat naik haji tahun 2023. (Paramita Kusuma/Tribunmataraman)


“Nabungnya sih tidak ditarget, punyanya berapa kita tabung saja,”  kata Mesiyah. 

Dia berkisah bahwa setiap hari menyiapkan paling sedikit 15 ekor ayam untuk bahan sate. Bisa jadi lebih, jika ada pesanan. 


Untuk proses pembuatannya, Mesiyah masih turun tangan. Dia mengaku harus bangun pagi menyiapkan bumbu dan mengolah ayam yang akan digunakan untuk berjualan. 

Baru pada menjelang siang, olahan ayam yang sudah siap untuk dipotong-potong kemudian dibantu oleh dua orang pekerjanya untuk menusukkan daging ke tusuk sate. 

Sore hari pun ia juga harus membantu sang suami untuk membawa sate-satenya kelapaknya yang berjarak sekitar 5 kilometer dari tempat ia tinggal. 

“Perihal nabung tetap. Walaupun tahun ini saya sudah pergi haji. Petugas bank yang kesini mengambil uang untuk ditabung. Bukan saya menabung di celengan begitu,” tegasnya.

Menurutnya, tabungannya tidak sekedar untuk naik haji. Memilih jalan untuk tetap menabung karena menurutnya menabung sedikit banyak meringankan. Misal nanti ada kebutuhan sekolah anak.

Dia mengaku untuk menjalankan ibadah yang merupakan rukun islam ke 5 ini sendiri. Lantaran sang suami sudah berangkat terlebih dahulu beberapa tahun lalu

“Saya sempat tidak yakin bisa segera berangkat, karena anak-anak dulu masih sekolah semua. Ternyata setelah mendaftar tersebut rejeki seakan datang dengan sendirinya,” pungkasnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com/ Pramita Kusumaningrum)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved