Pembangunan Tol di Provinsi Bali

Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi: Daftar 33 Desa Terdampak dan Rincian Kecamatan Kabupaten Jembrana

Daftar 33 Desa dan 5 Kecamatan yang terdampak proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi Kabupaten Jembrana Provinsi Bali lengkap dengan luasan lahan terdampak

|
Editor: faridmukarrom
Kemenpupr
Daftar 33 Desa dan 5 Kecamatan yang terdampak proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi Kabupaten Jembrana Provinsi Bali lengkap dengan luasan lahan terdampak. Foto Ilustrasi 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Pemerintah pusat tengah merencanakan pembangunan proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi, yang menjadi jalan tol kedua di Bali setelah Tol Bali Mandara.

Diketahui Tol Bali Mandara telah beroperasi sejak 2013 dengan panjang 12,7 km.

Proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi ini akan memiliki 6 simpang susun penting, yaitu simpang susun Cekik, Banyubiru, Negara, Pekutatan, Soka, dan Warnasari.

Salah satu fitur khusus jalan tol ini adalah adanya lajur khusus untuk pengguna kendaraan roda 2 pada jalur SS Pekutatan-Mengwi sepanjang 40 km.

Pelaksanaan proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi dilakukan oleh PT Tol Jagat Kerthi Bali, yang merupakan konsorsium pemenang lelang.

Baca juga: 16 Kecamatan Terdampak Jalan Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban, Bisa Tersambung Hingga Ruas Surabaya-Gresik

Baca juga: Proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta Buat Kades Ini Menangis, Rumahnya Cuma Diganti Rp 1 Miliar

Baca juga: Jalan Tol Kepanjen-Tulungagung Agungblijen Melewati 24 Desa di Kabupaten Blitar, Ini Data Terbarunya

Masa pengusahaan jalan tol ini akan berlangsung selama 50 tahun sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dengan total investasi sebesar Rp24,6 triliun dan tingkat pengembalian investasi (IRR) sebesar 11,46 persen.

Proyek ini akan berdampak pada tiga kabupaten, yaitu Jembrana, Badung, dan Tabanan. Kabupaten Jembrana sendiri memiliki 33 desa yang akan terdampak oleh proyek jalan tol ini.

Berikut adalah daftar desa dan kecamatan di Kabupaten Jembrana yang terdampak oleh proyek tol Gilimanuk-Mengwi:

1. Kecamatan Melaya

- Kelurahan Gilimanuk seluas 634.504,71 m2;

- Desa Melaya seluas 523.402,90 m2;

- Desa Blimbingsari seluas 49.098,93 m2;

- Desa Ekasari seluas 63.353,82 m2;

- Desa Nusasari seluas 170.795,25 m2;

- Desa Warnasari seluas 15.509,04 m2;

- Desa Candikusuma seluas 241.091,77 m2;

- Desa Tuwed seluas 60.954,61 m2;

- Desa Tukadaya seluas 159.019,92 m2; dan

- Desa Manistutu seluas 115.633,93 m2.

2. Kecamatan Jembrana

- Desa Pendem seluas 87.270,96 m2;

- Desa Dauhwaru seluas 523.402,90 m2;

- Desa Batuagung seluas 243.098,78 m2; dan

- Desa Mendoyo Dangin Tukad seluas 122.132,00 m2.

3. Kecamatan Mendoyo

- Desa Mendoyo Dauh Tukad seluas 75.524,69 m2;

- Desa Pohsanten seluas 129.028,24 m2;

- Desa Pergung seluas 126.931,83 m2;

- Desa Tegalcangkring seluas 96.421,87 m2;

- Desa Penyaringan seluas 387.934,22 m2;

- Desa Yehembang Kauh seluas 157.122,76 m2;

- Desa Yehembang seluas 144.921,72 m2;

- Desa Yehembang Kangin seluas 247.616,66 m2; dan

- Desa Yehsumbul seluas 357.509,20 m2.

4. Kecamatan Pekutatan

- Desa Medewi seluas 131.648,66 m2;

- Desa Pulukan seluas 89.866,78 m2;

- Desa Pekutatan seluas 660.214,58 m2;

- Desa Pangyangan seluas 114.816,62 m2;

- Desa Gumbrih seluas 438.505,82 m2; dan

- Desa Pengeragoan seluas 398.877,01 m2.

5. Kecamatan Negara

-  Desa Kaliakah seluas 513.495,93 m2;

- Desa Banyubiru seluas 4.244,46 m2;

- Desa Berangbang seluas 81.784,43 m2; dan

- Desa Baler Baleagung seluas 80.521,31 m2.

Profil Tol Gilimanuk-Mengwi

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono: Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Dimulai Tahun 2022

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengungkapkan rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi yang dijadwalkan dimulai pada tahun 2022. Proyek jalan tol ini ditargetkan selesai pada tahun 2024.

Dengan panjang total 96,84 km, Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi terbagi menjadi tiga seksi, yaitu Seksi I Gilimanuk-Pekutatan (54,749 km), Seksi II Pekutatan-Soka (23,175 km), dan Seksi III Soka-Mengwi (18,920 km).

Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat mempersingkat waktu tempuh Gilimanuk-Mengwi dari sebelumnya 3-4 jam menjadi 1,5-2 jam perjalanan. Selain itu, proyek ini juga akan memberdayakan 4 desa di kawasan Jembrana, Pekutatan, Soka, dan Tabanan dengan dibangunnya rest area sebagai dukungan bagi pembangunan UMKM. Rest area di Tabanan akan berfungsi sebagai penghubung distribusi logistik dalam kota.

Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dilaksanakan oleh PT Tol Jagat Kerthi Bali selaku konsorsium pemenang lelang. Masa pengusahaan jalan tol ini diperkirakan selama 50 tahun dengan nilai investasi sebesar Rp24,6 triliun dan IRR sebesar 11,46 persen.

Menteri Basuki Hadimuljono juga menekankan pentingnya menjaga kualitas pengerjaan proyek ini, terutama dalam tata kelola keuangan dan pelaksanaannya. Dalam hal ini, pengadaan barang dan jasa menjadi perhatian utama untuk mencegah terjadinya penyimpangan.

Gubernur Bali, Wayan Koster, juga menyampaikan bahwa pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi merupakan program prioritas pembangunan infrastruktur di Bali. Proyek ini diharapkan dapat menjadi pemicu berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Bali dan menyeimbangkan perekonomian di seluruh Pulau Dewata.

Pembebasan lahan terdampak proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi juga sedang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali dan pihak terkait. Proses pembebasan lahan ditargetkan mencapai 50 persen pada tahun 2023. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bali turut berperan dalam menyediakan dokumen dan melakukan pengukuran lahan terdampak. Pemerintah pusat menargetkan penyelesaian proyek jalan tol ini pada tahun 2025.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved