Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung
Pengakuan Lengkap Anak Punk yang Menghajar Pengamen di Tulungagung Hingga Tewas
MIM alias Ambon, anak punk yang menganiaya pengamen di Tulungagung hingga tewas, mengaku tak berniat membunuh korban. Ini pengakuan lengkapnya
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - MIM (23) alias Ambon, anak punk yang menganiaya pengamen di Simpang Empat Jepun Tulungagung hingga tewas, mengaku tak ada niat membunuh.
Dalam pemeriksaan di Mapolres Tulungagung, Ambon yang ditangkap di Jawa Tengah, mengaku meninggalkan Handoko (49), korbannya, saat masih hidup.
Kepada polisi, warga Dusun Mbureng, Desa/Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo ini mengaku baru 2 bulan berada di Tulungagung.
Baca juga: Pembunuhan Pengamen di Tulungagung Cuma Dipicu Minuman Keras yang Tumpah
“Sebelumnya pindah-pindah, seperti di Yogyakarta. Tapi dulu juga sudah pernah ngamen di Tulungagung,” ujar Ambon.
Selama dua bulan di Tulungagung, Ambon tinggal di sekitar simpang empat Jepun, di Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung.
Di sini Ambon setiap hari mengamen untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Selama di simpang empat Jepun inilah Ambon berkenalan dengan Handoko, sesama pengamen.
“Baru dua bulan ini kenal sama dia (Handoko). Sebelumnya belum kenal,” tambahnya.
Baca juga: Pengamen Meninggal di Depan Gerbang Rumah Warga di Tulungagung: Kepalanya Berdarah, Gitar Hancur
Baca juga: Polisi Temukan Tanda-tanda Penganiayaan di Tubuh Pengamen yang Ditemukan Tewas di Tulungagung
Selama kenal, Ambon dan Handoko kerap minum minuman keras bersama.
Seperti pada Sabtu (11/2/2023) sekitar pukul 23.00 WIB, mereka pesta miras di sebelah utara lampu merah Jepun bersama salah satu teman mereka yang Bernama Toni.
Hingga akhirnya terjadi tragedi miras tumpah yang memicu kekerasan fisik.
“Dia menumpahkan minuman ke baju saya. Saya jadi emosi karena itu,” ucap Ambon.
Handoko lebih dulu memecahkan gitar milik Ambon.

Ambon lalu membalas membanting gitar milik Handoko hingga pecah berantakan.
Toni saat itu sudah berusaha memidahkan keduanya namun gagal.
Kali ini Ambon menyerang Handoko, diawali dengan tendangan lurus ke arah wajah hingga terjengkang.
Setelah Handoko jatuh, Ambon masih meneruskan serangannya dengan pukulan bertubi-tubi ke arah kepala.
Terakhir Ambon membenturkan kepala Handoko ke pagar.
“Dia masih sadar, ngakunya pusing. Toni mau menolong tapi dia tidak mau,” kenang Ambon.
Saat itu Handoko mengaku pusing dan ingin tidur di lokasi itu.
Handoko mengira pusingnya itu karena efek minum minuman beralkohol.
Melihat Handoko tidur, Ambon bersama Toni meninggalkannya.
“Jadi waktu itu dia masih sadar, masih hidup di sana. Saya pergi, terus gak tahu kejadiannya seperti ini,” ucapnya.

Ambon lalu nebeng truk menuju Durenan Trenggalek dan ngamen di sana.
Dia melanjutkan perjalanan dengan nebeng truk lagi ke Ponorogo.
Sesampai di Ponorogo, pada Minggu (12/2/2023) pagi Ambon membaca media sosial tentang pengamen yang meninggal di lampu merah Jepun.
Melihat kabar itu pemuda bujangan ini kabur ke Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Polisi menangkapnya pada Selasa (14/2/2023) dini hari di Jalan Raya Solo-Sragen, Kabupaten Karanganyar.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Berita terbaru kabupaten Tulungagung
pembunuhan pengamen di Tulungagung
Jepun
Polres Tulungagung
anak punk bunuh pengamen di Tulungagung
Satlantas Polres Tulungagung Temukan Truk Terlibat Tabrak Lari Lansia |
![]() |
---|
Wow, Desa Beji Tulungagung Punya Sekolah Setingkat SMA Terbanyak di Indonesia |
![]() |
---|
Modus Pinjam, Pemuda Ngunut Tulungagung Membawa Kabur Sepeda Motor Milik Teman Perempuan |
![]() |
---|
Aniaya Teman Kencan saat Nginap di Hotel Tulungagung, Warga Trenggalek Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Salurkan 300 Drum Aspal untuk Perbaikan Jalan di Tulungagung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.