Berita Tulungagung
Belasan Warga Ngunut Tulungagung Terkena Serangan Chikungunya Hingga Tak Bisa Berjalan
Belasan warga kecamatan Ngunut, kabupaten Tulungagung terjangkit virus chikungunya hingga kesulitan berjalan.
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Mujianap (52) masih berjalan tertatih karena seluruh persendiannya, terutama lututnya terasa sangat nyeri.
Kondisi ini dirasakan warga Lingkungan 8 Desa/Kecamatan Ngunut tersebut sudah hampir satu bulan karena serangan virus chikungunya.
Bahkan saat kondisinya parah, Mujianap mengaku tidak bisa berjalan sama sekali.
"Tiga hari waktu kondisi sangat parah, saya harus ngesot. Tidak bisa berjalan sama sekali," ucapnya.
Awalnya Mujianap mengaku merasa panas dingin diikuti rasa sakit di sekujur tubuh.
Kemudian di seluruh persendian terasa nyeri, hingga puncaknya tidak bisa berjalan.
Mujianap tidak tahu kondisinya ini karena serangan chikungunya.
"Setelah cerita sama tetangga, ternyata yang lain juga banyak yang kena," sambungnya.
Tidak hanya Mujianap, istrinya, Lilik Sunarsih (48) juga mengalami serangan demam chikungunya.
Selain merasakan sakit di seluruh persendian, kakinya juga bengkak.
Sakitnya ini pernah sembuh, namun kemudian kambuh lagi.
"Sekarang tinggal penyembuhan. Obatnya beli di apotek," ucapnya.
Menurut Bidan Desa Ngunut, Ratna Arta Caritawati, serangan chikungunya terjadi di Lingkungan 8 Dusun Pandean dan Lingkungan 2 Dusun Beji.
Serangan ini sebenarnya sudah sejak awal Januari 2023, namun warga tidak ada yang melapor.
Penyebabnya banyak warga yang tidak tahu tengah terjangkit demam chikungunya dan diobati secara mandiri.
"Baru sekitar tiga hari yang lalu dilaporkan. Kami tindaklanjuti dengan menguji sampel darah warga," terang Arta.
Di Lingkungan 2, ada 9 orang yang bergejala satu di antaranya positif chikungunya.
Sementara di Lingkungan 8 ada 7 orang yang bergejala, 2 di antaranya dinyatakan positif.
Banyaknya pasien yang negatif karena sudah pada fase penyembuhan, sehingga virus sudah tak terdeteksi.
"Penanganannya, tadi kami sudah bagikan Abate (larvasida) untuk membasmi jentik nyamuk. Selanjutnya kami sarankan dilakukan pemberantasan sarang nyamuk lewat desa," ujar Arta.
Gerakan pemberantasan sarang nyamuk penting dilakukan, karena chikungunya disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.
Setelah larva dan telur nyamuk diberantas, dilanjutkan dengan fogging atau pengasapan.
Awal 2023 serangan chikungunya terjadi di Desa Gilang, Kecamatan Ngunut dengan 35 pasien.
Disusul Desa Pulosari, Kecamatan Ngunut 12 pasien, dan Desa Jatimulyo, Kecamatan Kauman sebanyak 11 pasien.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Musrenbang RPJMD 2025-2029 : Perbaikan Jalan Menjadi Usulan Terbanyak Masyarakat Tulungagung |
![]() |
---|
Ayah Kandung Dihina, Pria di Tulungagung Tusuk Adik Iparnya dengan Pisau |
![]() |
---|
Residivis Curanmor Asal Trenggalek Ditangkap Satreskrim Polres Tulungagung Saat Sembunyi di Nganjuk |
![]() |
---|
Rumor Vaksin Kedaluwarsa Digunakan untuk Dosis Booster, Ini Penjelasan Dinkes Tulungagung |
![]() |
---|
Jembatan Munjungan Trenggalek - Tulungagung Diperbaiki, Pengendara Dilewatkan Jembatan Bailey |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.