Pembangunan Tol Kediri Tulungagung

Konsultasi Publik Pembangunan Tol Kediri-Tulungagung, Pemrakarsa Sebut Tak Ada Penolakan Warga

Pembangunan tol Kediri-Tulungagung memasuki tahapan konsultasi publik. Pemrakarsa menyebut tidak ada penolakan dari warga terhadap rencana itu

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Pelaksanaan Konsultasi Publik pembangunan Tol Kediri-Tulungagung di salah satu hotel di Tulungagung, kemarin (14/12/2022) malam. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Pemrakarsa tol Kediri-Tulungagung menggelar tahapan konsultasi publik di Tulungagung, Rabu (14/12/2022).

Tahapan ini bertujuan untuk mencapai kesepahaman dan kesepakatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum.

Ada 1.067 warga terdampak yang dilibatkan dalam konsultasi publik tersebut.

Baca juga: 152 Bidang Tanah di Desa Tulungrejo Terdampak Tol Kediri-Tulungagung, Harganya Bisa 10 Kali NJOP

Untuk warga Kecamatan Karangrejo, konsultasi publik dilaksanakan di Hotel Crown Victoria karena jumlah warganya lebih banyak.

Sedangkan warga Kecamatan Kedungwaru, Kecamatan Tulungagung dan Kecamatan Kauman dilaksanakan di Hotel Lojikka.

"Konsultasi publik ini tahapan untuk mendapatkan perizinan atau Penlok (penetapan lokasi)," terang  Ketua Tim Pengadaan Tanah Tol Kediri-Tulungagung, Zulfawardi.

Lanjut Zulfawardi, masih dua tahapan lagi yang melibatkan warga terdampak.

Baca juga: Daftar Desa yang Terdampak Pembangunan Tol Kediri-Tulungagung, Desa Tulungrejo Paling Luas

Setelah ini akan ada tim appraisal untuk melakukan penilaian, dengan hasil Nilai Penggantian Wajar (NPW).

Hasil ini akan diteruskan dengan penyampaian informasi ke warga terdampak, dalam musyawarah harga.

Paling lambat tujuh hari kemudian, warga terdampak dikumpulkan untuk melakukan pembayaran lewat perbankan, dengan mambawa bukti alas hak.

"Saat pengadaan nanti, kemungkinan jumlah waga terdampak akan bertambah. Jadi jumlah pastinya akan diketahui saat pembayaran," papar Zulfawardi.

Dari data sementara, tol Kediri-Tulungagung ini akan menggunakan 5.158 bidang tanah di Kabupaten Tulungagung.

Dari jumlah ini, 70 persen adalah tanah milik masyarakat.

Baca juga: 1.067 Keluarga di 14 Desa di Tulungagung Diperkirakan Terdampak Pembangunan Tol Kediri-Tulungagung

Sedangkan sisanya ada tanah milik Perhutani, tanah kas desa, tanah wakaf, aset Pemkab Tulungagung dan aset Pemprov Jawa Timur.

Proses pembebasan tanah ini ditargetkan selesai pad akhir 2023.

"Bandara Kediri akan beroperasi Oktober 2023. Memang agak susah kalau tolnya belum jadi," ucap Zulfawardi.

Dari lahan yang akan dipakai tok Kediri-Tulungagung ini, ada Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD).

Lahan ini bisa digunakan untuk kepentingan umum, namun harus diganti dengan sawah baru.

Zulfawardi menegaskan, pihaknya akan menggantikan LSD sesuai ketentuan.

"Nanti Pemkab yang akan mencari lahan penggantinya. Tugas kami hanya sebagai juru bayar saja," tandasnya.

Sementara Sekda Kabupaten Tulungagung, Sukaji, mengatakan pada dasarnya masyarakat sudah setuju.

Sejauh ini tidak ada penolakan proyek tol Kediri-Tulungagung ini.

Namun ada warga yang belum mendapat penjelasan, karena sebelumnya belum mendapat sosialisasi.

"Setelah diterangkan mereka juga mengerti. Sampai saat ini tidak ada masalah yang disampaikan warga," terang Sukaji.

Setelah uji publik ini selesai, maka tahap selanjutnya adalah penetapan lokasi.

Wewenang penetapan lokasi ini ada di Pemprov Jawa Timur.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved