Pak Bhabin di Blitar Usaha Kopinya Melejit Omzet Rp 10 Juta/Bulan, Berdayakan Hasil Rempah Warganya

Kalau untuk rempah-rempahnya, mayoritas ia mengambil dari hasil panen warga binaannya di Desa Kawedusan.

"Untuk produksi kopi rempah, semantara saya lakukan sendiri. Kalau pengemasan, biasanya ada yang membantu," katanya.

Jauhari memproduksi kopi rempah di rumahnya, Desa Kawedusan, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Ia menggunakan halaman belakang rumahnya untuk memproduksi kopi rempah. Ia juga membuka kafe sebagai tempat nongkrong di tempat produksi kopi rempah.

Ketika lepas dinas, seperti pada Sabtu ini, Jauhari memproduksi kopi rempah sendiri. Ia terlihat menyangrai kopi menggunakan alat sangrai.

Setelah kopi disangrai selama 30 menit, ia baru memasukkan bermacam-macam rempah untuk dicampurkan dengan kopi yang lebih dulu disangrai ke mesin sangrai.

Campuran kopi dan rempah-rempah disangrai lagi selama lebih kurang dua jam.

"Setelah kopi dan rempah matang, baru kami giling, lalu baru dikemas," ujarnya.

Ia mengemas kopi rempah dengan berat 100 gram per kemasan. Untuk harga jualnya, ia mematok Rp 20.000 per kemasan.

"Dalam sebulan, saya bisa memproduksi 700 kemasan atau sekitar 70 kilogram. Omzetnya antara Rp 10 juta sampai Rp 15 juta," katanya.

Meski menekuni usaha kopi rempah, Jauhari tetap tidak melupakan tugasnya sebagai Bhabinkamtibmas.

Untuk membagi waktu agar tidak mengganggu tugasnya, ia memproduksi kopi rempah ketika sedang lepas dinas.

"Karena saya ada ikatan dinas di Polsek, biasanya sambil patroli saya mengumpulkan rempah dari warga binaan. Umtuk produksi kopi rempah menunggu saya libur," ujarnya.

Wiwik, salah satu pelanggan kopi rempah mengaku merasa cocok mengkonsumsi kopi rempah.

Menurutnya, mengkonsumsi kopi rempah membuat tubuh hangat dan bisa menjaga imunitas.

"Saya tahu produk kopi rempah ini dari media sosial. Musim pancaroba seperti ini cocok minum kopi rempah, karena bisa menghangatkan badan dan menjaga imunitas," katanya. (sha)