Berita Tulungagung
Cegah Leptospirosis, Dinkes Tulungagung Ambil Sampel Ginjal Tikus di Desa Ngranti dan Bono
Dinkes Tulungagung dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya mengambil sampel ginjal tikus, ini tujuannya
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung bersama Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya mengambil sampel ginjal tikus di Kecamatan Boyolangu.
Pengambilan sampel ini untuk mengantisipasi bakteri leptospira, yang biasa hidup di urine tikus.
Bakteri ini dapat memicu penyakit leptospirosis yang menyebabkan gagal ginjal hingga kematian.
Menurut Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka, pengambilan sampel ini bagian dari upaya pemantauan penyakit pascabanjir.
Khusus di Kecamatan Boyolangu, sampel diambil di Desa Ngranti dan Desa Bono yang juga bekas terendam banjir.
"Dua desa itu yang akan kami ambil sampelnya. Karena tiga tahun lalu ada kasus leptospirosis di Desa Bono," terang Didik.
Penyakit leptospirosis salah satu yang berpotensi menjangkiti pascabencana banjir.
Didik memaparkan, saat banjir tikus yang saranya kemasukan air berusaha mencari tempat kering.
Hewan pengerat ini banyak masuk ke permukiman warga.
Jika tikus-tikus ini terjangkit bakteri leptospira, maka berpotensi menyebar ke permukiman.
Bakteri ini berisiko menjangkiti manusia jika sanitasi lingkungan buruk.
Perilaku kurang menjaga kebersihan juga berpotensi meningkatkan risiko.
"Misalnya tudung saji tidak rapat sehingga makanan tercemar tikus. Atau tidak mengenakan sandal padahal di kakinya ada luka, juga bisa menjadi jalan bakteri leptospira," sambung Didik.
Sampel didahului dengan memasang perangkap di area perkembangan tikus, seperti area dekat persawahan.
Tikus-tikus yang tertangkap ini lalu dilakukan pembedahan dan diambil ginjalnya.