Longsor Ponorogo

Longsor di Ngebel Ponorogo, 44 Keluarga Terpaksa Mengungsi ke Balai Desa

44 kepala keluarga dari 2 RT di dukuh Krajan, Desa Talun, kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, terdampak musibah tanah longsor dan harus mengungsi

Editor: eben haezer
tribunmataraman/aflahul abidin
Ilustrasi longsor 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Sebanyak 44 kepala keluarga dari 2 RT di dukuh Krajan, Desa Talun, kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, terdampak musibah tanah longsor di lereng gunung Banyon, Minggu (23/10/2022) malam. 

Saat ini, mereka harus mengungsi ke balai desa Talun yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari kediaman mereka. 

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut lantaran warga sudah lebih dahulu dievakuasi sebelum tanah longsor terjadi.

Evakuasi dilakukan setelah warga mengetahui ada tanah retak dan penurunan struktur tanah, jauh hari sebelumnya. 

Baca juga: Longsor di Kecamatan Sendang Tulungagung Menewaskan 3 Warga yang Sedang Kerja Bakti

Situasi itu pula yang menyebabkan warga selalu waspada ketika curah air hujan tinggi karena menyebabkan tanah semakin gembur dan sewaktu-waktu longsor terjadi.

Benar saja, pada pukul 18.00 WIB terdengar suara gemuruh dan ada longsoran gunung banyon.

"Pukul 19.00 WIB warga mulai berbondong-bondong meninggalkan rumah karena takut ada longsor lanjutan yang lebih besar, karena lokasi longsor yang pertama diatas permukiman warga," kata anggota relawan bencana alam wilayah Kecamatan Ngebel, Rudianto . 

Wargapun mulai diungsikan menggunakan pikap milik warga setempat.

Proses evakuasi sendiri berlangsung ditengah gelap gulita lantaran jaringan PLN di wilayah tersebut padam setelah 2 hari sebelumnya kabel listrik di Desa Ngrogung terputus akibat longsor pada Jumat (20/10/2022) kemarin. 

"Lokasi yang longsor ini adalah lokasi tanah gerak yang terjadi tahun 2020 lalu. Karena seminggu terakhir hujan terus di sini jadi retakannya meluas terus longsor," jelasnya.

Sejumlah upaya sebenarnya telah dilakukan salah satunya adalah membuat sekat air hujan untuk mengalirkan air ke saluran air yang telah ada.

Selain itu pemerintah telah mengimbau kepada warga, lansia dan anak-anak untuk mengungsi jika terjadi hujan dan pada malam hari untuk menghindari jika bencana tanah longsor terjadi.

Hingga kini belum BPBD Ponorogo masih berupaya melakukan pendataan serta bantuan untuk para korban tanah longsor. 

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved