Tragedi Kanjuruhan
Satu Polisi Trenggalek Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, ini Sosoknya
Satu dari dua polisi yang meninggal dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya adalah anggota Polres Trenggalek. Ini sosoknya
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
Dia juga aktif di Barisan Ansor Serba Guna (Banser) dan di PSNU Pagar Nusa.
"Dia kami sebut alumni Banser dan Alumni Pagar Nusa. Karena sejak jadi polisi dia harus netral, tidak bisa aktif lagi," ujar mantan Satkorcab Banser Tulungagung dan kawan akrabnya, Yoyok Mubarok, Minggu (2/10/2022).
Yoyok yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Bendiljati Wetan mengakui Andik sebagai sosok yang baik.
Kawan-kawan akrabnya menjulukinya sebagai Andik Bahadur karena sosoknya dianggap mirip orang India.
Sosoknya murah senyum dan mudah akrab dengan siapa saja.
"Dia supel sekali. Susah cari pengganti seperti dia," tutur Yoyok.
Lanjut Yoyok, Andik juga dikenal sebagai polisi yang tidak neko-neko.
Sebelumnya dia pernah menjadi penyidik, namun pilih berhenti dengan alasan tidak mau berhadapan dengan warga meski pelaku kejahatan.
Bahkan menurut Yoyok, Andik tidak mempedulikan karir dan memilih jadi Bhabinkamtibmas.
"Dia memelihara ikan bersama kelompok desa kami. Orangnya sangat baik," ucapnya.
Andik sempat membuat status pada pukul 21.22 WIB dari Stadion Kanjuruhan.
Dari unggahan status itu Polisi warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol ini diperkirakan ada di tribun bagian atas.
Menurut kKabag Ops Polres Tulungagung, Kompol Supriyanto, Andik salah satu dari 25 orang anggota yang BKO ke Malang.
"Ada permintaan BKO, kami mengirim 25 orang. Pengendali sepenuhnya Polres Malang," terang Supriyanto.
Hingga kini belum ada laporan pasti penyebab meninggalnya Brigadir Andik.
Namun menurut Supriyanto, diduga Andik terjebak di antara penonton yang saling berdesak-desakan.
(fla)
Foto: Istimewa
Briptu Fajar Yoyok Pujiono.