Tragedi Kanjuruhan
Cerita Polisi Tulungagung yang Selamat Saat Bertugas di Stadion Kanjuruhan, Pusing dan Sesak Nafas
Iptu Anwari duduk terdiam sambil tatapannya menerawang kosong. Ia salah satu polisi yang selamat dari tragedi Kanjuruhan yang menewaskan satu rekannya
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Iptu Anwari duduk terdiam sambil tatapannya menerawang kosong.
Waka Polsek Tanggunggunung terlihat masih trauma usai pulang dari Stadion Kanjuruhan Malang.
Anwari adalah perwira yang memimpin 22 bintara dari Polres Tulungagung yang diperbantukan untuk pengamanan pertandingan Arema FC melawan Persebaya, Sabtu (1/1/2022) malam.
Tidak hanya Anwari, para bintara yang bersamanya juga terlihat masih tegang.
Apalagi satu personel, Bripka Andik Purwanto meninggal dunia dalam kerusuhan.
Baca juga: Polisi Tulungagung Korban Tragedi Kanjuruhan Dinaikkan Pangkatnya Jadi Aipda Anumerta
Menurut Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto, seluruh personel yang pulang dari Kanjuruhan langsung melakukan pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan ini untuk memastikan tidak ada anggotanya mengalami luka yang membahayakan.
"Alhamdulillah, 22 orang yang BKO sudah pulang dengan selamat. Semua dilakukan pemeriksaan untuk memastikan kesehatan mereka," terang Eko.
Selain pemeriksaan fisik, nantinya akan ada pemulihan trauma.
Proses ini akan dilakukan oleh Bidokkes dengan mengirimkan personel yang ahli di bidang psikologi.
Penyembuhan trauma ini dilakukan kepada para anggota, juga keluarga anggota yang meninggal dunia.
Dalam pemeriksaan ini, personel polisi yang pulang dari Kanjuruhan rata-rata mengalami pusing, dan sesak nafas.
Di antaranya juga mengalami sejumlah luka memar bekas pukulan di bagian punggung dan kepala belakang.
"Ketika kondisi mulai rusuh, kami berusaha turun. Tapi kami diserang bertubi-tubi," ucap Iptu Anwari.
Pukulan dan tendangan diterima personel Polres Tulungagung yang berjaga di tribun 10.