Berita Tulungagung

Dinkes Tulungagung Antisipasi Penularan Cacar Monyet Lewat Kepulangan Pekerja Migran

Dinkes Tulungagung mengantisipasi masuknya penyakit cacar monyet atau monkeypox yang mungkin terbawa oleh pekerja migran yang pulang kampung

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Pendataan pekerja migran usai dijemput dari Surabaya selama pandemi Virus Corona. 

TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung mulai mengantisipasi kemungkinan masuknya penyakit cacar monyet atau monkeypox.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah kepulangan warga dari luar negeri.

Mengingat Kabupaten Tulungagung salah satu basis pekerja migran terbesar di Jawa Timur.

"Sejauh ini belum ada kasus monkeypox (cacar monyet). Namun Kementerian Kesehatan sudah memperingatkan untuk mengantisipasinya," terang Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka.

Dinkes Kota Blitar Koordinasi dengan Provinsi Jatim Terkait Antisipasi Penyebaran Cacar Monyet

Lanjutnya, cacar monyet juga sudah ditetapkan WHO (organisasi kesehatan dunia)  sebagai emergency kesehatan masyarakat.

Namun cacar monyet belum menjadi wabah atau pandemi.  

Upaya lokal Tulungagung yang dilakukan adalah antisipasi kepulangan warga dari negara terdampak.

\Saat ini negara terdekat yang sudah terjangkit cacar monyet adalah Singapura.

Selain Singapura, negara terdekat lainnya adalah  Thailand dan Australia

Negara lain yang sudah terjangkit dan menjadi tujuan pekerja migran antara lain Taiwan dan Korea Selatan. 

"Kami sudah menyiapkan semua fasilitas kesehatan untuk menangani, jika misalnya ditemukan kasus monkey pox. Bagaimana pola penularannya, penanganannya dan pengobatannya," papar Didik.

Diakui Didik, setiap pintu masuk Indonesia sudah ada screening monkeypox. 

Namun daerah juga dilibatkan untuk turut mengantisipasi penanganan pasien.

Jika ada temuan kasus di pintu kedatangan, seperti bandara, maka pemerintah daerah asal pasien akan ditembusi. 

"Jadi screeningnya berlapis. Di bandara, terminal atau pelabuhan pintu masuk antar negara sudah diketati, kami juga antisipasi yang di sini," sambung Didik.

Sebab tidak menutup kemungkinan, pekerja lolos screening cacar monyet saat tiba di bandara.

Namun sesampai di Tulungagung gejala klinisnya muncul, karena saat tiba masih di masa inkubasi.

Karena Dinkes akan melakukan surveilans kepada warga yang pulang dari negera terjangkit.

"Selain sosialisasi kepada petugas kesehatan, kami juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Jika ada kasus, apa yang harus dilakukan," ujar Didik. 

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis, atau penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia.

Meski namanya cacar monyet, namun hewan pembawa virus ini tidak hanya monyet, namun bisa dari tikus dan tupai.

Didik juga menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan hewan-hewan tersebut.

Sebab ada wisata di Tulungagung dengan daya tarik monyet, seperti Ketekan di Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru maupun di Telaga Buret di Desa Sawo, Kecamatan Campurdarat.

Hewan-hewan tersebut tidak menularkan cacar monyet selama tidak terjangkit virusnya.

"Di Tulungagung kan tidak ada kasusnya. Jadi yang wajib diwaspadai adalah warga yang baru pulang dari luar negeri," pungkas Didik.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved